-8-

515 95 16
                                    

Hari libur tiba dan Jane memilih untuk membawa Rose keluar bersama. Sebelum itu, dia sudah mendapatkan izin dari Dara. Awalnya dia ingin meminta izin dari Jiyong namun pria itu berada diluar kota atas urusan pekerjaan.

"Memangnya Oppa ingin membawa aku kemana?" Tanya Rose.

"Kita jalan jalan ditaman saja gimana?" Usul Jane.

"Boleh deh" sahut Rose. Tidak peduli dibawa kemana, asalkan bisa berdua sama Jane saja sudah bikin dia merasa senang.

Jane tersenyum tipis dan mula menjalankan mobilnya menuju ke sebuah taman yang berada tidak jauh dari kota.














Setibanya disana, mereka memilih untuk duduk dibangku yang sedikit jauh dari keramaian. Ada sesuatu yang harus Jane katakan kepada Rose makanya dia membutuhkan waktu berdua bersama Rose.

"Rose, sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku katakan sama kamu" ujar Jane gugup.

Rose sontak ikut merasakan gugup. Apa yang ingin Jane katakan itu? Apa Jane akan menembaknya untuk dijadikan sebagai pacar? Kalau benar, dia pasti akan menjadi yeoja yang paling bahagia hari ini "Apa yang ingin Oppa katakan?" Tanya Rose berusaha menahan senyumannya.

Jane menggigit bibir bawahnya. Dia kelihatan ragu buat ngomong "Bilang saja Oppa" desak Rose.

"Baiklah baiklah" sahut Jane. Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar dan beralih menatap Rose dengan serius "A-aku jatuh cinta"

"Fix, dia ingin menembak gue!" Batin Rose berteriak kesenangan.

"Dan aku butuh bantuan kamu untuk membantu aku mendapatkan yeoja itu" lanjut Jane.

Dahi Rose mengernyit "M-maksud Oppa?"

"Aku suka sama Lisa, sahabat kamu itu"

Deg

Rasa senang Rose tiba tiba saja digantikan dengan rasa sedih dan juga kecewa. Apa apaan ini? Apa selama ini perjuangannya mendekati Jane itu sama sekali tidak disedari oleh sang namja?

"K-kalau Oppa suka sama Lisa, kenapa Oppa selalu menghabiskan waktu bersama aku?" Tanya Rose berusaha menahan air matanya.

"Kamu sahabatnya Lisa jadi aku ingin tahu segalanya soal Lisa makanya aku sering bertanya soal Lisa sama kamu" sahut Jane.

Rose tersenyum miris. Ah, jadi selama ini dia hanya dipergunakan? Jadi selama ini dia hanya berfantasi? Dia beranggapan kalau Jane mencintai dia tapi ternyata dia salah. Haha, miris sekali bukan?

"K-kenapa Oppa tidak bilang sama Lisa saja? Kenapa harus bilang sama aku?"

"Selama ini aku ragu untuk mengungkapkan perasaan aku itu. Sekarang aku sudah siap jadi aku butuh bantuan kamu untuk menembak Lisa" sahut Jane "Apa kamu bisa membantu aku? Kamu sahabat Lisa, kamu pasti tahu apa yang disukai sama Lisa bukan? Tolong bantu aku Rose. Aku sudah menganggap kamu seperti adek aku sendiri makanya aku ingin kamu orang pertama yang mengetahui siapa cinta pertama aku" lanjutnya.

Rose terdiam. Dia menunduk agar Jane tidak melihat matanya yang berkaca kaca itu. Ah, dia tidak boleh egois bukan? Kalau Jane bahagia bersama Lisa, dia akan berusaha mengikhlaskan orang yang dia cintai itu. Lagian cinta tidak seharusnya bersama. Mungkin saja Jane memang bukan ditakdirkan untuknya "Baiklah, aku akan membantu Oppa!" Ujar Rose menampilkan senyuman palsunya.

Mata Jane berbinar binar "Jadi, apa yang akan kita lakukan?"

Dengan terus menampilkan senyuman palsunya itu, Rose mula menjelaskan rencananya. Jane hanya diam dan fokus mendengarkan rencana dari Rose "Itu bagus banget! Baiklah, nanti malam aku akan menyiapkan segalanya. Kamu hanya perlu membawa Lisa ketempat itu" ujarnya.

Rose mengangguk "Oppa tulus mencintai dia bukan? Jadi aku mohon sama Oppa, tolong jangan menyakiti hati dia. Kalau dia adalah kebahagiaan Oppa, berbahagialah. Aku turut merasa bahagia"

Secara tiba tiba Jane membawa Rose kedalam dakapannya "Terima kasih Rosie. Aku senang karena bisa ketemu sama sosok kamu. Kamu memang adek aku yang baik" ujarnya.

Mendengar kata kata Jane itu membuatkan Rose tidak mampu menahan air matanya lagi. Dia membalas dakapan Jane tidak kalah eratnya dan menangis didalam dakapan namja itu.

"Loh, kenapa menangis!?" Tanya Jane khawatir.

"Hiks a-aku hanya merasa terharu. Akhirnya Oppa dan sahabat aku akan menemukan kebahagiaan kalian" bohong Rose.

"Walaupun nanti aku sudah pacaran sama Lisa, aku tidak akan pernah melupakan kamu. Rosie kecil kesayangan Jane" ujar Jane mengelus kepala Rose dengan sayangnya.

Ah, betapa polosnya sosok cowok yang tidak peka ini.

"Lis, lo beruntung karena bisa dicintai sama sosok seperti Jane. Gue bahkan berharap agar gue yang berada di posisi elo tapi tidak apa apa deh. Gue bakalan bahagia kalau sahabat gue ikutan bahagia" batin Rose














  Pernah diposisi Rose???🤧

  Tekan
   👇

Sincérité de l'amour ✅Where stories live. Discover now