-19-

613 104 4
                                    

Jane dan Rose sudah tiba di bandara namun sedari tadi Rose hanya diam dan tidak mempedulikan Jane yang terus mengajaknya untuk berbicara itu.

"Sayang, mau makan? Masih ada 10 menit lagi si sebelum berangkat. Kamu mau aku belikan sesuatu?" Tanya Jane perhatian.

"Tidak perlu" sahut Rose cuek.

Jane menghela nafasnya dengan kasar. Sedari tadi juga dia sudah berusaha membujuk sang istri namun istrinya terus saja cuek kepadanya "Jangan cuek sama aku. Aku tidak suka dicuekin" ujar Jane.

"Ck, dulu saja kamu cuekin aku" sahut Rose sinis.

"Rosie" nada suara Jane sudah berubah. Sepertinya dia memang sudah marah "Aku benar benar marah sama kamu!"

Rose menelan ludahnya dengan kasar. Dia langsung menunduk ketika Jane menghampirinya. Dia takut Jane menamparnya.

Grep

Bukannya tamparan, Rose malah dipeluk oleh Jane "Biarin aku memeluk kamu. Memeluk kamu bikin marah aku sama kamu menghilang" bisik Jane

Rose memeluk Jane dengan erat bahkan dia mencengkram baju belakang Jane "Hiks maaf" isakannya mula kedengaran.

"Hey, jangan menangis. Bukan salah kamu" ujar Jane mengelus kepala Rose. Dia tidak peduli sama tatapan orang orang yang sudah tertuju kearah mereka "Aku tidak dekat sama cewek cewek dikampus kok. Jujur aku bilang kalau mereka memang memberikan banyak chocolate untuk aku tapi semuanya aku berikan buat Jisoo sama Lisa. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya sama Lisa saja"

"Hiks aku percaya sama kamu kok. Maaf karena sudah cuek sama kamu" sahut Rose dengan sesenggukan.

Jane melepaskan pelukannya. Dia menangkup kedua pipi Rose dan menghapur air mata Rose menggunakan jempolnya "Tidak apa apa. Aku mengerti kok. Tadi juga Mama bilang kalau ini hormon ibu hamil saja" Ujarnya membuatkan Rose tersenyum. Ah, manis sekali senyuman istrinya itu.


















Setelah beberapa jam berlalu, mereka akhirnya tiba di Hawaii dan Jane langsung membawa sang istri ke hotel yang sudah dibooking olehnya.

"Kamu suka?" Tanya Jane.

Rose mengangguk antuasis "Di balkon ini aku bisa melihat pemandangan pantai"

"Sekarang sudah hampir malam. Kita jalan jalan besok sore saja ya. Paginya aku harus ketemu client" ujar Jane memeluk Rose dari belakang.

"Tidak apa apa. Aku mengerti" sahut Rose menikmati angin yang menerpanya dan juga dakapan hangat Jane.

"I love you"

Deg

Bisikan Jane membuatkan Rose membeku. Sebentar! Kata kata itu benaran dilontarkan dari mulut Jane bukan? Atau jangan jangan dia salah mendengarnya?

"Kenapa diam?" Tanya Jane.

"O-ouh? K-kamu ngomong apa barusan?" Tanya Rose untuk memastikan.

Jane melepaskan pelukannya dan membalikkan badan Rose membuatkan mereka saling bertatapan "I love you Rosie, my wifey" ulangnya.

"I-ini benaran?" Tanya Rose yang kelihatan ragu.

Jane terkekeh kecil "Kenapa hurm? Kamu ragu? Aku jujur loh" dia mengambil satu tangan Rose dan meletakkannya di dada kirinya "I love you and only you. Tidak ada lagi nama Lisa disini. Hanya nama kamu yang tertulis dihati aku dan aku tidak ingin kehilangan kamu"

"Terima kasih. A-aku bahagia banget. Terima kasih karena sudah memberi aku peluang untuk menjadi pemilik hati kamu" ujar Rose terharu.

Jane menangkup kedua pipi Rose. Perlahan lahan dia mengecup dahi Rose dengan penuh cinta membuatkan Rose menutup matanya dan menikmati ciuman tulus dari sang suami "Semoga pernikahan kita akan kekal selama lamanya" ujar Jane.

"Terus bersama aku dan jangan tinggalin aku ya" pinta Rose.

Jane beralih memeluk pinggang Rose "Pasti. Aku tidak akan meninggalkan kamu sama anak kita ini" dia berjongkok dan meletakkan telinganya di perut Rose "Hai anak Papa. Baik baik diperut Mama ya. Papa sudah tidak sabar untuk menunggu kamu lahir"

Hati Rose menghangat. Dia benar benar bahagia karena sosok yang dia cintai akhirnya mencintai dirinya juga.

Ding dong~

Moment romantis mereka malah diganggu dengan bel kamar yang berbunyi itu "Sepertinya makan malam kita sudah tiba. Mau makan didalam atau dibalkon ini saja?" Tanya Jane.

"Di balkon saja deh" sahut Rose.

"Baiklah" Jane berganjak kearah pintu dan membukanya. Terlihatlah seorang cowok yang membawa makanan yang dipesan oleh Jane "Bisa bawa ke balkon?" Tanya Jane.

"Baiklah" cowok itu akhirnya membawa makanan menuju ke balkon.

Deg

Raut wajah Rose berubah. Dia menatap cowok itu dengan tatapan yang sulit diartikan "Jeykey?"

Cowok itu menatap Rose dengan bingung namun sedetik kemudian dia melotot "Rose?"

"Ah, ternyata ini benaran kamu" ujar Rose.

Cowok yang dipanggil Jeykey itu tersenyum "Sudah lama ya kita tidak ketemu"

Rose mengangguk "Ngomong ngomong, kamu kerja disini?"

"Ini hotel Om aku dan hari ini aku ingin membantu dia. Kebetulan pelayan lagi sibuk jadi aku yang menghantarkan pesanan kamu kesini" jelas Jeykey.

"Kalian kenal?" Timpal Jane yang sedari tadi diam itu.

"Iya" sahut Rose "Ini Jeykey, dia teman SD aku dulu si" ujar Rose.

"Yakin hanya teman?" Tanya Jane sedikit cemburu.

"Iya By" sahut Rose.

"Rose, dia siapa? Kenapa kamu ada di hotel ini bersama dia?" Tanya Jeykey

"Gue Jane, suami Rose" timpal Jane.

"Suami!?" Ulang Jeykey.

Rose tersenyum canggung "Iya, ini suami aku"

Jeykey tersenyum miris "Aku pikir kamu masih ingat janji kita yang dulu"

"Janji apa?" Timpal Jane.

"Janji untuk menikah" sahut Jeykey.

Deg














👀

  Tekan
    👇

Sincérité de l'amour ✅Where stories live. Discover now