-11-

549 101 6
                                    

Hari berganti dan Rose memilih untuk tidak kekampus. Dia bahkan meminta sang Papa untuk memasukkannya ke kampus yang ada di Australia.

Rose tidak yakin dia bisa melupakan Jane makanya dia memutuskan untuk pindah. Nomer Lisa juga sudah diblockir. Awalnya dia masih ingin mempertahankan persahabatan mereka itu namun setelah dipikirkan, dia tidak akan mampu. Hatinya pasti akan semakin sakit ketika melihat Lisa bersama Jane jadi dia memutuskan untuk mundur. Biarlah dia pergi untuk menenangkan dirinya itu.

"Kamu yakin ingin pindah ke Australia?" Tanya Jiyoung.

"Yakin Pa!" Sahut Rose

"Memangnya kenapa kamu ingin pindah secara tiba tiba hurm?" Tanya Dara.

"Sebenarnya sudah lama aku pikirkan soal ini. Aku ingin punya pengalaman baru si makanya aku ingin melanjutkan kuliah aku di Australia" sahut Rose yang terpaksa berbohong itu.

"Yakin? Atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari Papa Mama?" Tanya Jiyong penuh selidik.

Rose terkekeh kecil bagi menutupi rasa takutnya "Papa tidak percaya sama aku huh? Aku tidak menyembunyikan apa apa dari kalian kok. Lagian, bukannya dulu Papa juga ingin aku melanjutkan kuliah aku di Australia?"

Jiyong mengangguk kecil "Ya sudah lah. Papa percaya sama kamu" dia beralih menatap Jisoo "Kamu juga yakin ingin ikut Rose pindah?"

"Iya Pa. Lagian aku khawatir kalau Rose sendirian disana. Jadi aku ikut sama Rose saja deh" sahut Jisoo.

"Mama pasti akan kangen kedua anak Mama ini" ujar Dara sendu.

"Mama tenang saja, aku sama Jisoo Oppa akan sering pulang kesini kok. Mama sama Papa juga bisa liburan ke Australia untuk ketemu sama kita" ujar Rose memeluk sang Mama dengan erat.

"Jadi sekarang kalian ingin langsung berangkat? Tidak ingin berpamitan sama sahabat kalian duluan?" Tanya Jiyong.

Rose melepaskan pelukannya dan menatap orang tuanya secara bergantian "Tolong jangan bilang sama siapa siapa tentang keberadaan aku sama Jisoo Oppa" pintanya.

"Kenapa? Apa jangan jangan kamu ingin ke Australia karena kamu berantem sama Lisa?" Tanya Dara.

Rose tersenyum tipis "Aku butuh waktu untuk menenangkan diri aku. Aku harap Papa sama Mama mengerti ya"

Kedua orang tuanya itu mengangguk paham. Mereka tidak ingin terlalu mengekang anak anak mereka si. Walaupun selama ini Jiyong kelihatan mengekang anak anaknya, dia tetap tidak akan menghalang pilihan anak anaknya itu. Lagian apa yang dia lakukan itu juga untuk kebaikan anak anaknya juga si.

"Kalian!" Irene bersama keluarga kecilnya menghampiri mereka.

"Eonnie" Rose langsung memeluk kakaknya itu dengan erat.

"Jaga diri kamu disana ya. Tenangkan diri kamu. Coba belajar untuk melepaskan Jane" bisik Irene. Dia memang sudah tahu apa yang menimpa adek kecilnya itu makanya sekarang dia setuju untuk Rose berpindah ke Australia.

"Baiklah Eonnie" sahut Rose melepaskan pelukannya "Yerim, Joy, jaga diri kalian ya. Jangan nakal nakal" ujarnya kepada sang ponakan.

"Tante juga jaga diri ya" ujar Joy yang berusia 7 tahun itu. 

"Jangan lupa tama aku tama Joy Eonnie ya" lanjut Yerim yang masih cadel. Nih bocah masih berusia 3 tahun si makanya cadel.

"Eoh, Tante pasti akan menjaga diri Tante dan Tante tidak akan melupakan kalian" sahut Rose mengecup pipi ponakannya itu secara bergantian.

"Pa, Ma, Nuna, Hyung, aku sama Rose berangkat duluan ya" pamit Jisoo.

"Iya Ji. Kalau ada apa apa, jangan lupa kabarin Papa" ujar Jiyong.

Jisoo mengangguk dan berganjak pergi bersama Rose dengan menyeret kopernya.

"Semoga Lisa bisa membahagiakan kamu Jane" gumam Rose sebelum berganjak memasuki pesawat.












*
*

"Apa kamu melihat Jisoo?" Tanya Jane yang menghampiri Lisa dibangku taman kampus.

"Tidak. Aku juga lagi mencari Rose" sahut Lisa

Dahi Jane mengernyit "Bukannya kemarin Jisoo bilang kalau hari ini Rose akan kekampus?"

"Aku juga bingung. Aku sudah menghubungi Rose tapi sepertinya dia memblockir nomer aku" sahut Lisa sendu.

"Memblockir?! Tapi kenapa?" Bingung Jane.

Lisa menghela nafasnya dengan kasar "Oppa juga tahu jawabannya" sahutnya berganjak pergi meninggalkan Jane.





























"Are you okay?" Tanya Jisoo menatap sang adek yang duduk dibangku disampingnya.

Rose tersenyum tipis " I'm okay" sahutnya.

Jisoo menggenggam tangan Rose "Kamu tidak sendirian. Kalau ada cowok yang pergi dari hidup kamu, kamu harus ingat kalau kamu punya Oppa yang tidak akan pernah meninggalkan kamu. Trust me"

Mata Rose berkaca kaca "Thanks Oppa" dia menyandarkan kepalanya dipundak Jisoo. Hah~ Jisoo memang sosok Oppa yang pengertian dan tidak dapat dia bayangkan gimana hidupnya tanpa Jisoo disisinya.

"Oppa harap kamu akan menemukan cowok yang tulus mencintai kamu. Semoga kamu bisa melupakan Jane dan juga semoga Oppa bisa melupakan Lisa" batin Jisoo.









  Tekan
    👇

Sincérité de l'amour ✅Where stories live. Discover now