5. Kelakuan Pasha Yudhanta

1.2K 78 3
                                    

Baiklah, aku akan melanjutkan ceritaku lagi tapi tidak dengan acara yang baru saja terlewat. Aku tidak ingin mengenangnya, aku pun tidak ingin menceritakannya sebagai sesuatu yang penting dalam hidupku. Toh, ini memang tidak ada artinya. Sekarang waktunya beristirahat dan memikirkan kesepakatan yang tepat. Tidak, maksudku jika ada cara lain untuk membatalkan pernikahan ini akan jauh lebih baik.

Jika aku diberikan pertanyaan apakah aku sudah siap menikah, tentu saja di usia ini pun aku belum siap. Apakah aku ingin menikah? Tentu saja aku ingin. Manusia mana yang tidak ingin menghabiskan masa senjanya bersama keluarga yang mereka bentuk sendiri? Tentu tidak ada. Akan tetapi, menikah pun harus berdasarkan perasaan yang kuat. Meskipun bukan cinta tapi setidaknya nyaman untuk hidup bersama, ada pula kemauan untuk saling jatuh cinta. Lantas pernikahanku dengan Pasha nantinya? Bahkan untuk satu proyek bersama pun aku enggan. Bagaimana bisa memikirkan sebuah rumah tangga dengannya?

Kling...

Nama kontak yang mengambang di layar ponselku sekarang adalah Danendra Dana. Dia seorang aktor ternama yang membintangi film pertamaku. Kami menjadi dekat sejak saat itu dan dia tahu banyak hal tentangku, meski tak sebanyak Gina.

Aku membiarkan namanya terus mengambang di layar ponselku. Mungkin ia ingin bercerita tentang perempuan yang sedang ia kejar. Jangan tanya siapa, aku bahkan tidak tahu. Danendra pun enggan menceritakannya padaku secara detail. Ya, meskipun dekat tak semua hal harus aku ketahui.

Kling...

Jika sudah begini Danendra hanya akan berhenti setelah kujawab panggilan teleponnya. "Ya?" jawabku sedikit bernada kesal. Aku sudah lelah dan malam ini harus mendengarkan ocehan Danendra.

"Lu nggak mau bilang apa gitu sama gue?" tanyanya membuat dahiku mengernyit.

"Apa sih?"

"Lu kenapa kagak ada bilang apa-apa sama gue?"

"Bilang apa?"

"Gue pikir kita lebih dari temen, Ya. Ternyata ya gue nggak tahu apa-apa soal lo dan itu realita."

"Lu kenapa sih malem-malem gini ngomel nggak jelas?"

"Hish, ya gimana nggak ngomel kalau lu yang katanya nggak suka banget sama Pasha tiba-tiba tunangan sama Pasha? Kek anjir banget, kek yang hati gue bunyi kretek-kretek."

"Alay lo!"

Tunggu, apa yang dia katakan? Tunangan dengan Pasha? Bagaimana dia tahu? Aku bahkan tidak memberitahukan ini kepada siapapun. Bahkan asistenku yang seringkali mengatur jadwal kerjaku tidak tahu apa-apa, hanya tahu aku pulang untuk menemui kedua orang tuaku.

"Maksud lo apa?" tanyaku memastikan lagi.

"Lo lihat Instagram lo dulu pasti rame, nggak deh langsung ke instagramnya Pasha. Heh ini se-Indonesia gempar tahu, Ya. Gila lo, follow-followan aja kagak, papasan di acara awards saling sapa juga kagak, tiba-tiba. Sumpah gue pengen ngabsen semua binatang di Bali Zoo tapi gue belum pernah ke Bali Zoo," cerocosnya yang langsung kumatikan dan membuka instagramku.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A Perfect RomanceWhere stories live. Discover now