૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 002⚶ִׁ

5K 168 23
                                    

𖥻02. KETAKUTAN IRISH
_________________________

Gadis piyama navy bersenandung kecil menyanyikan sepenggal lirik lagu Teman Bahagia, di hari yang cerah ini moodnya lumayan membaik meski sempat anjlok saat bangun tidur tadi. Kenapa? Karena kaget tiba-tiba bangun, eh, dalam dekapan Sergio mana pelukannya erat banget membuat Irish kesulitan bernafas.

Sekilas info Sergio kalau tidur itu simulasi mati dengan catatan di malam hari tidurnya terganggu semisal mengerjakan tugas kuliah atau bermain game.

Irish tidak diperbolehkan keluar kamar sebelum Sergio bangun. Lagu yang Irish dengarkan berasal dari ponsel Sergio. Irish tidak diperbolehkan mempunyai ponsel pribadi sebelum pendidikannya selesai.

Gila ga, tuh? Kamu perlu tau Sergio itu diambang batas kewarasan, mungkin punya penyakit jiwa? Contohnya ketika Irish kelas 1 SMA dan meminjam ponsel Sargeo untuk mencari jawaban lewat Google tapi malah nyasar ke situs dewasa. Irish notabene polos dan lugu malah menonton film tersebut dan ketahuan oleh Sergio lalu dilaporkan ke papa dan Rajendra.

Irish langsung mendapat hadiah dua sekaligus, pertama siraman rohani selama satu jam dan kedua hukuman Rajendra yang membuat Irish merasa tertekan dalam kekangan tersebut.

Reaksi Sargeo? Pemuda itu tidak berkutik dan tidak mau ikut campur. Irish terpaksa mengiyakan karena melawan pun percuma rasanya, abangnya mana peduli akan hal itu.

Ditambah lagi hari rabu ini Irish tidak belajar, perasaan senangnya berkali-kali lipat dengan begitu ia bebas dari pelajaran. Salahnya nanti malam Irish zoom bersama guru pembimbing membahas soal-soal tugas kemaren diberikan. Jujur Irish belum mengerjakan satu nomor.

Ponsel Sergio bergetar di meja, Irish mengambil benda pipih tersebut dan menatap nama yang tertera di layar canggih milik kepunyaan Sergio.

Sargeo

Video call..

Irish tebak Sargeo kuliahnya siang. Tak biasanya abang satunya itu meluangkan waktu menelfon di pagi hari.

"Hallo Abang!" sapa Irish antusias melambaikan tangannya ke arah kamera. Seutas senyum terbit menyapa Sargeo diseberang sana.

Sargeo menyangga kepalanya di atas bantal persis wajahnya seperti bantal. Tampaknya baru bangun tidur bahkan pemuda itu menguap tanpa malu. Irish menggeleng kecil dan tertawa.

"Abang tiba-tiba keingat dan kangen kamu, kamu apa kabar? Kapan main kesini sama Gio?" Oke Sargeo lebih ramah daripada Sergio.

Irish melirik Sergio dan ternyata telah bangun dari tidur panjang. Oh tidak, Irish terkurung oleh tatapan tajam Sergio. Pemuda itu bersender di kepala ranjang dengan bertelanjang dada menatap intimidasi penuh kearah Irish.

"Irish kangen abang juga. Abang sibuk banget, sih! Seharusnya yang ucapin kangen duluan yang nyamperin." Ketahuilah bahwa Irish mati-matian menahan gugupnya di depan Sargeo. Ia tidak bisa fokus karena Sergio.

Sargeo bergumam kecil dan keliatan berfikir serta sebelah tangannya mengacak rambut. "Gitu, ya?"

"Iya lah. Abang gak kangen meluk Irish?"

Damn! Irish keceplosan.

Sergio menatap lebih tajam dan berdehem kecil, alarm bahaya berbunyi menggema di kepala Irish. Sungguh ia tidak sengaja bilang gitu apalagi di depan Sergio.

Sargeo menatap berbinar ponselnya dan wajahnya lebih terlihat cerah dari sebelumnya. "Besok abang pulang. Kamu jaga diri baik-baik. Abang gak sabar peluk dan jadiin kamu bantal guling," ucapnya gemas dan mematikan sambungan telfon sepihak.

Obsession Brother [ ON GOING ] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora