૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 025⚶ִׁ

598 36 7
                                    

𖥻25. HARI INI MILIKMU
___________________________

Satu kecupan mendarat didahi pengantin wanita, disusul sambutan tepuk tangan meriah oleh para tamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Satu kecupan mendarat didahi pengantin wanita, disusul sambutan tepuk tangan meriah oleh para tamu. Mari kita ucapkan selamat kepada Liam Rajendra yang akan menjalani kehidupan barunya, membangun mahligai rumah tangga bersama istrinya, sosok perempuan yang dicintainya. Perasaan campur aduk menyelinap, Liam melepas masa lajangnya dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada 'wanitanya'.

Irish mengusap cepat sudut matanya, adik perempuan mana yang tidak sedih melihat saudara laki-lakinya menikah? Dulu, Irish-lah yang mendapat kecupan serta kasih sayang Liam, kini dan seterusnya tidak lagi. Karena masanya sudah habis, mama merangkul pundak putri bungsunya.

"Mama ingin melihat momen di mana kamu dicintai begitu hebatnya oleh calon suamimu nanti, Alaska." Mama Juwi tersenyum lebar mencubit pelan dagu Irish.  "Karena setelah ini giliran kamu," tambahnya tak urung bahagia.

Irish bungkam, bibirnya mendadak kelu mengeluarkan kata-kata jawaban untuk mamanya. Ah, padahal ia sama sekali tidak ingat jika mama tidak mengungkit momen di mana Irish - kala itu - blak-blakan mengatakan asalkan Liam sudah menikah, Irish menerima perjodohan tersebut. Namun, boleh berkata jujur? Irish menyesal.

Irish menyaksikan langsung lewat mata telanjangnya proses resepsi pernikahan sang abang tertua sesekali air matanya menetes. Irish bahagia, dan ternyata Liam telah menyiapkan secara matang akad resepsi sebelum ada pertikaian kecil diantara sibungsu dan si sulung.

Seperti .... backstreet.

Liam mengaku sendiri di malam hari di mana tepatnya pertengkaran hebat terjadi karena ulah Sergio. Mulai membaik perlahan dan melupakan masalah yang ada ternyata cukup sulit, ada setitik penyesalan dan rasa bersalah yang terjebak dalam diri seorang Liam.

"Andai waktu bisa diputar."

"Andai beberapa tahun yang lalu abang ga naruh rasa tanpa curiga. Abang menyesal, abang minta maaf."

Begitulah kurang lebihnya.

Waktu demi waktu kian berlalu, detik demi detik berganti menit. Acara pernikahan kemegahan yang digelar dikediaman keluarga Dirgantara hampir selesai, dan beberapa tamu turut izin pulang tak lupa bersua foto. Sekarang, di sini  .... Irish membawa raganya ke ruang tamu memperhatikan lekat-lekat foto keluarga besar Dirgantara. Jika di telisik lebih jauh tidak ada keharmonisan halnya keluarga Dirgantara yang dipenuhi canda tawa dan hangatnya kebersamaan. Lebih tepatnya keluarga Dirgantara sulit mengekspresikan kehangatan tersebut, canda tawa duduk di ruang tamu makan cemilan sembari nonton tv tidak pernah ada sepanjang sejarah.

Meteka ada, saling melengkapi, dan utuh saja sudah lebih dari cukup. Salah satunya yang menjadi prioritas adalah ada ketika dibutuhkan, ya, walau terkadang Irish iri sekali dengan beberapa film yang ditontonnya lewat ponsel genggam, rumah sederhana yang isinya penuh canda dan tawa, kebahagiaan dan kebersamaan.

Obsession Brother [ ON GOING ] Where stories live. Discover now