૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 009⚶ִׁ

2.4K 77 3
                                    

𖥻09. JUDULNYA LOVE STORY
______________________________

Pagi-pagi sekali Irish dikejutkan kehadiran seorang wanita paruh baya sedang berkutak di dapur. Ia seperti mengenal postur tubuh wanita itu, matanya memicing melihat banyaknya jenis makanan di meja.

"Bik Sumi?" tebak Irish memastikan. Atau dirinya salah melihat orang?

Kira-kira wanita tersebut adalah hantu dan menyamar menjadi manusia?

Berbalik badan, Irish bernafas lega. Tebakannya benar, ternyata Bi Sumi alias asisten rumah tangga.

"Aaaaa, Bi Sumi apa kabar?" Irish memeluk Bi Sumi tanpa beban karena telah ia anggap sebagai mama keduanya.

"Alhamdulillah baik, Non." Bibi Sumi membalas pelukan anak majikannya. Ia senang melihat pertumbuhan Irish semakin dewasa saja. "Nona Irish sendiri kabarnya gimana?"

Irish melepas pelukan. "Baik sama seperti Bibi."

Kerutan di wajah dan uban menandakan Bi Sumi sudah berumur.

"Syukur, deh, kalau begitu." Bi Sumi tersenyum senang.

"Siapa yang jemput bibi?" tanya Irish penasaran. Dulu, Bi Sumi izin beberapa bulan pulang kampung karena anak bungsunya akan menikah.

"Den Geo. Tadi malam, Bibi dijemput paksa sama abangmu." Bi Sumi terkekeh, "Den Sargeo aneh tiba-tiba datang ke kampung dan menjemput Bi Sumi, dia bilang rindu masakan Bi Sumi." Irish tertawa mendengar cerita Bi Sumi, abangnya memang nekat.

"Sejak Bi Sumi, rumah ini rasanya sepiii banget. Bibi tau kan Irish gak punya teman?" Irish bercerita, bibirnya melengkung sedih.

"Iya, Bibi paham perasaan Non Irish. Yang sabar, ya."

Irish tersenyum lebar. "Bibi masak apa? Mau Irish bantu?"

Pupil Bi Sumi membulat. "Jangan, nanti Den Gio marah sama bibi lagi." Irish mengerucutkan bibirnya. Lagi dan lagi Sergio adalah alasan terhambatnya semua urusan Irish.

"Non Irish duduk aja, ya, atau sana siap-siap, hari ini guru pembimbing Non Irish datang," beritahu Bi Sumi. Ah, iya, hari ini dia belajar di rumah. Astaga, ia melupakannya.

"Aku mau siap-siap," kata Irish lalu mengacir ke kamar mengambil alat tulis. Ia sudah mandi satu jam yang lalu, tinggal mengganti pakaian. Sesuai permintaan Sergio, pakaian yang longgar. Hari ini guru pembimbingnya adalah cowok.

Irish sedikit gugup, menarik nafas dalam dalam dan dikeluarkan secara perlahan. Lalu kakinya membawa Irish keluar kamar, terlihat Bi Sumi membukakan pintu untuk seorang pria berpakaian formal. Beruntung dirinya sadar dan Bi Sumi mengingatkan. Jika tidak, Irish malu setengah mati karena pakaiannya tadi berantakan seperti gembel.

Astaga Irish, dan beginilah aktivitasnya setiap hari. Terkadang Sergio hadir menemani dan membantu Irish. Meskipun begitu, tetap saja Irish merasa kesepian karena tidak memiliki teman.

Menghabiskan waktu bersama. Sewaktu Bi Sumi menetap Sergio kuliah offline dan pulang larut malam dan sejak Bi Sumi pulang kampung, Sergio memilih kuliah dari rumah dan mengambil cuti beberapa hari.

Apakah setelah ini ia akan merasakan suasana yang sama lagi?

"It's a love story baby just say, yeah!" Suara Sargeo bagai alunan seorang ibu membacakan dongeng, bawaannya mengantuk mana suara Sargeo merdu lagi.

"Ayo, Irish kerjakan tugasmu," tegur guru pembimbing mengagetkan Irish dari kantuknya.

"Ini sulit, saya tidak bisa mengerjakan satu soal pun," keluh Irish. Biasanya Sergio yang membantu dirinya, sekarang entah kemana abang gilanya itu. Bangun dari tidur tidak terlihat lagi batang hidungnya.

Obsession Brother [ ON GOING ] Where stories live. Discover now