૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 010⚶ִׁ

2.3K 79 3
                                    

𖥻10. HALO, MY WORLD!
______________________________

Suara gelak tawa hingga jeritan mendominasi ruangan terbuka, para mahasiswa dan mahasiswi berkumpul membentuk kelompok. Ada yang berteduh di bawah pohon rindang, kantin, dan banyak lainnya.

"Siang, Kak Sergio!" sapa mahasiswi tersenyum ramah. Teman sebelahnya menyikut lengan tanda peringatan kecil. Sergio tersenyum simpul membalas, kaki terbalut sepatu putih membawanya keluar dari gerbang. Baru tiga langkah, jalannya dihadang oleh lima teman kelasnya.

Cyera Pramoedya menyodorkan undangan hitam pada Sergio. Sebelah alis pemuda itu naik sebelah menatap undangan elegan bertuliskan Birthday Party Cyera, 21 th. To Sergio.

"Wajib bawa pasangan, cewek dan bukan cowok!" serunya, mengatur. Sergio mengambil undangan tersebut dengan terpaksa.

Code dress : black or cream.

Saturday, 2 September 2023

"Gue sibuk," tukasnya. Meskipun begitu, undangan ia masukkan ke dalam tas ransel. Menatap kelima temannya bergantian, berbagai macam tatapan dilayangkan. Takut, meremehkan, biasa saja, dan ada tatapan memuja.

"Semua orang berbahagia di malam minggu," celetuk cewek berambut panjang di sebelah Cyera.

"Kami bantu lo. Hampir semua anak program studi kita diundang Cyera. Nama lo buruk, ada yang bilang lo homo, pecinta cowok dan lainnya yang enggak enggak." Askairo angkat suara, alih-alih membujuk temannya. Bahkan kini tangan Askairo merangkul pundak Sergio, alis tebalnya naik turun. "Lo gak sendiri, ada gue."

"Dia memang gak sendiri, bego," umpat Cyera geram.

"Gue gak peduli," kata Sergio menajam. Semuanya mendesis, apapun yang terjadi Sergio harus datang. Cyera melirik Askairo lewat ujung matanya, mengode minta bantuan, pertolongan.

"Bro, coba pikir baik-baik. Acaranya Cyera gak tiap hari. Lo datang, ya?" bujuk Askairo merentang tangan menghadang jalan Sergio, lagi.

Pemuda identik keras kepala itu melirik Cyera, lalu pada teman angkatannya bergantian. Ia mengangguk sekilas, dan itu membuat Cyera senang. Sergio mengiyakan agar masalah tidak bertambah panjang ia ingin cepat pulang menemui gadisnya.

"Tepat waktu!" teriak Cyera tersenyum lebar. Alih-alih berfikir rencana selanjutnya harus berhasil, bagaimanapun caranya. Cyera sudah lama mengagumi Sergio yang orang bilang terlalu misterius dan tertutup.

Sedangkan di sisi lain. Sargeo tengah membujuk Irish sejak 15 menit lalu tidak mau belajar dengan alasan bosan, semua pekerjaan rumah diberikan guru pembimbing tidak ia kerjakan satu soal. Cari masalah sepertinya, karena itu Irish jadi mogok makan dan mengurungkan diri. Sargeo pikir tadinya Irish seperti itu karena kedatangan tamu bulanan. Eh, ternyata oh ternyata.

Bukan hanya homeschooling. Irish mengetahui Sargeo bakal pergi nanti malam, dipercepat katanya. Ia tahu karena tidak sengaja menguping Sargeo telfonan sama seseorang. Itu juga menjadi alasan kenapa Irish tidak mau belajar hari ini.

Sergio tidak tahu, belakangan ini ia lebih cepat berangkat kuliah. Perihal Irish dan segala keperluan telah ia titipkan ke Sargeo. Kalau Sergii tahu Irish merajuk, ya, nasibnya akan berakhir hukuman, bentakan dan tindakan mesum.

"Irish, dengerin abang dulu. Buka napa pintu-." Hampir 15 menit lamanya Sargeo berdiri didepan pintu bagaikan seorang satpam yang tengah berjaga-jaga.

"Gak, abang mau ninggalin Irish nanti malam kan? Yaudah, pergi aja sana. Jangan ganggu, Irish mau tidur." Irish menutup kepalanya dengan bantal, suaranya serak karena sejak tadi tidak berhenti menangis karena kenyataan pahit mengenai Sargeo.

Obsession Brother [ ON GOING ] Where stories live. Discover now