૮₍'˶🩰 ׅ ׅ⸼ּ ݂݁Hαlαmαn 011⚶ִׁ

2.2K 67 3
                                    

𖥻11. SEMUA SERBA BARU

"Ternyata kacau bisa luluh."
"Tiada yang bilang jawaban kan datang."
"Semua aku dirayakan."
___________________________

Seluruh keluarga Dirgantara ikut merayakan kebahagiaan Irish, termasuk Sargeo mengubah keputusannya untuk berangkat malam ini ia tunda hari lusa demi melihat sang adik memakai pakaian putih abu-abu.

Semua berkumpul meski lewat virtual. Teruntuk Papa Ronald berhasil memecahkan keras kepala anak keduanya, dan teruntuk sulung yang telah mengubah keputusan. Teruntuk anak mama Juwi terverifikasi hebat, pintar dan segalanya. Pada pertemuan kali ini, tidak ada raut wajah tidak senang atau dingin. Semuanya mendengar dengan khidmat ketika Irish bercerita betapa tidak sabar dirinya bertemu teman, lingkungan baru, pelajaran, sekolah, dan lainnya termasuk kejadian di mall Sergio berbohong.

Mama Juwi mengusap sudut matanya, ia terharu begitu dengan Ronald yang sejak tadi tidak berhenti tersenyum. Liam terkekeh kecil, Sargeo tertawa sekenanya dan Sergio dengan raut datar sesekali tersenyum.

Ternyata dari sini definisi bahagia adalah dimulai dari kesederhanaan.

"Kak Gio beliin Irish hp sama laptop!" serunya bahagia sambil memperlihatkan ponsel baru logo apel digigit. Ronald mengangguk, Sergio memenuhi semua kebutuhan sekolah Irish dan tidak terasa waktu berjalan cepat. Besok adalah hari pertama Irish masuk sekolah baru.

"Kamu jangan begadang, oke? Besok sekolah, harus bangun pagi, makan dan berangkat tepat waktu," peringat Liam mengacungkan jempol. Kali ini ia lepaskan semua tali yang mengikat Irish, dia bebaskan agar dapat melihat betapa indah dan luasnya dunia ini.

"OKEEE ABANG!" seru Irish hormat.

Sargeo menguap, matanya sayu diingat-ingat besok adalah hari senin hari di mana saatnya untuk bermalas-malasa selagi dalam waktu libur kuliah.

"Sargeo, bagaimana hubunganmu dengan Sahara?" Pertanyaan mama membuat Sargeo melek, matanya segar seketika.

"Baik-baik aja semuanya." Mama tersenyum, ia tahu watak Sargeo, ia tahu siapa Sahara karena Sargeo sempat memperkenalkan, makan bersama serta video call.

"Siapa besok yang antar Irish?" tanya Papa Ronald.

"Gio."

"Geo, Pa!" Si kembar menatao bergantian, kok, bisa serentak begini?

"Gue aja," tambah Sargeo mendapat penolakan dari Sergio.

"Besok gue antar sekalian pergi kuliah."

"Kalian berlawanan arah," potong Papa Ronald menggeleng kecil. Menurutnya sudah bener Sargeo yang mengantar bermaksud agar Sergio tidak telat masuk kuliah.

"Besok kelas dimulai pukul sembilan pagi," jelas Sergio menatap sengit Sargeo.

"Loh, tadi katanya? Yang betul satu yang mana?" tanya Sargeo bingung.

Mama Juwi menatap bergantian ketiga anaknya dari layar laptop. "Kalian berdua saja yang antar Irish, tidak perlu bertengkar seperti itu." Liam mengangguk setuju.

"Nah, iya. Sekarang kembali ke kamar kalian masing-masing dan beristirahatlah, Nak." Papa Ronald berkata lembut, Irish tersenyum sekali lagi dan hormat pada layar laptop baru miliknya.

Sambungan video call berakhir tidak lama setelah kata selamat tinggal terucapkan. Waktunya beristirahat, bersiap besok menyambut suasana baru. Irish sungguh tidak sabar memiliki seorang teman baru, dan semua serba baru untuk hidupnya yang diberikan kesempatan terbang bebas.

Sargeo merangkul mesra pundak Irish. "Bahagia banget kayaknya." Irish tertawa menanggapi.

"Memangnya abang gak ikut bahagia?" Pemuda itu mengangguk cepat, dengan jahilnya menarik hidung mancung Irish. "Oke, tidur! Mimpi indah, cantik." Terakhir, berkedip menggoda dan tertawa renyah keduanya.

Obsession Brother [ ON GOING ] Where stories live. Discover now