one

147 12 0
                                    

!VOTE SEBELUM MEMBACA!

post double dulu deh ntar triple kalo rame.

***

LUPAKAN bad first impression tentang Yuna karena kenyataannya mereka bertiga berteman sekarang.

Jangan tanya bagaimana mulanya, itu terjadi begitu saja.

Sekarang ini, mereka bertiga sedang menuju ke-kantin sekolah. Tampaknya menjadi murid pindahan disini membuatnya lebih menjadi pusat perhatian.

Trisya tahu masih lebih banyak yang cantik ketimbang dirinya, tetapi dia juga paham tatapan para lelaki ketika melihatnya. Mereka jelas sedang terpesona, itu pikir Trisya.

Sekarang mereka harus menunda waktu sebentar untuk kekantin dikarenakan seseorang yang tak sengaja menabrak bahu Yuna sehingga ponsel ditangan Yuna pecah karena terjatuh.

Tak hanya itu teman dari lelaki yang menabrak Yuna adalah seseorang yang dikenali Trisya dan Mona. Seperti saat ini mereka sibuk berbincang karena tidak akan menduga bisa bertemu disini.

"Oh, jadi kalian siswi baru yang bikin gempar seisi sekolah? mana katanya cantik? b aja diliat-liat!"

"Coba ngomong ulang!" Trisya menaikkan dagunya tinggi sambil mempelototi lelaki yang berbicara barusan.

Lelaki itu tertawa. Kalandra Liam Madeva, dia mantan tetangga Trisya. Mereka sering bermain dari sejak kecil walaupun sudah jarang bertemu semenjak masuk SMA. Trisya suka dengan kepribadian Liam, dia adalah sosok yang penuh perhatian meski terkadang sedikit menyebalkan.

"Iya, sori." Liam tertawa dengan wajah tampannya, memperlihatkan lesung pipinya, "cantik kok dua-duanya. Nggak heran deh buat heboh."

Mona tersenyum bangga. "Nggak usah dibilang juga udah tau!"

"Lo berdua IPS 3?" tanya Liam sekilas melirik Yuna yang sedang bersama Arion.

"Kok bisa tau?" Trisya tak percaya.

"Kan ada Yuna. Katanya Yuna populer, so, pasti Liam tau dong dia dari kelas mana." Mona menyelutuk sementara Liam kini memasang ekspresi biasa, namun kaku sedikit.

"Gue bilang nggak, ya enggak. Gue yakin lo nggak tuli buat denger kata enggak." suara Yuna yang terdengar kesal kepada lawan bicaranya tiba-tiba saja mengalihkan perhatian mereka bertiga.

"Kalo gitu gue yang nggak enak loh, Na. Itu sampe retak gitu, sampe item sebelah layarnya itu tuh." Arion Magastama—lelaki yang menabrak Yuna—menunjuk layar ponsel gadis itu.

Tidak begitu tampan, namun dia terlihat keren dengan seragam acak-acakan yang sengaja dikeluarkan.

Mendekat ke Liam, Trisya berbicara dengan pelan," siapa? lumayan. "

Liam menunduk menatap Trisya yang lebih pendek darinya padahal untuk ukuran tubuh perempuan, Trisya termasuk tinggi.

"Jangan yang itu." suara berat Liam terdengar lebih rendah, "playboy dia."

Sontak Trisya meringis, tidak jadi suka.

Lelaki bernama Arion tadi berbicara kepada Yuna seakan ingin memberikan solusi. "Gini deh,"

Lelaki itu melanjutkan, "gimana kalo gue kasih nomor gue atau bisa juga kalo lo ngasih nomor lo ke gue. Kalo sekiranya mau diganti, lo bisa chat atau telfon. Ide bagus, kan?"

Lelaki itu tersenyum sambil menarik-turunkan alisnya.

"Nggak perlu." Yuna tidak bodoh untuk mengetahui modus itu.

Abyss of LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz