thirty

27 4 0
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING

***

SUASANA pagi hari yang cerah tidak mampu menceriakan dirinya. Seorang gadis dengan rok span sepaha itu berjalan disepanjang koridor tanpa energi.

" Hai, jelek." Sapa seseorang menepuk bahunya. "Kenapa muka lo?"

Gadis dengan rambut digerai itu menggeleng. " Gapapa. Lagi sebel dikit."

" Sebel gara-gara?"

" Nih, ya, asal lo mau tau, masa ada orang gila nebarin paku di tengah jalan? Cetek banget otaknya, gue sebel. Meskipun katanya udah diperhitungin lah, udah dipikirin matang-matang lah, apa lah, itulah, tapi gue tetep kesel masa. Gara-gara itu, mobil gue di bengkel. "

Lelaki itu langsung menegang, Lionel membuang muka. Dia tahu soal ini, Vernon memberitahukannya semalam. Bagaimanapun rencana mereka kemarin adalah idenya. Tapi, ini memang sudah ia perhitungkan 99, 99% berdasarkan pengamatannya selama seminggu belakangan.

" Wah, iya ya. Gila tuh orang." Lionel pura-pura bodoh. Jangan sampai Trisya tahu itu ulahnya. "Jadi, lo pergi sama siapa btw?"

" Ojek, lah. Nyokap gue mana sempat! " Dia menyahut singkat.

Lionel bersyukur, topik itu berhasil dialihkan dengan mudah tanpa disadari Trisya.

"Oh. Pulangnya?"

" Paling nebeng Liam sama Yuna atau gak Alsen."

" Yaudah, bareng gue aja."

" Hah?"

" Pulang bareng gue, Nyonya Smith. Lo kenapa lemot sih."

Gadis itu cengengesan kesenangan. " Hehe iya"

***


Pada jam pelajaran berlangsung, Trisya menyalakan ponsel sembunyi-sembunyi ketika sekilas notif dari Lionel terlihat.

Lionel M

sori gue pulang duluan
ada syuting iklan

jadi, pulang barengnya batal kan ya

ttep
nanti gue jemput tungguin

iya

Trisya mengakhiri chat mereka, menutup ponselnya kemudian bertompang dagu sambil tersenyum cerah.

Lionel rela menjemputnya ditengah-tengah padatnya kesibukannya. Salahkah bila Trisya merasa baper?

***

Sudah menjelang petang hari, namun tak ada tanda-tanda kedatangan Lionel. Trisya sudah berjam-jam duduk dibangku tunggu yang disediakan untuk menunggu jemputan didepan sekolah.

Gadis itu mengusap rambutnya sembari menghela nafas. Seharusnya dia tidak sebodoh ini mau menunggu selama dua jam karena seorang laki-laki yang memintanya menunggu.

Sudahlah, lagipula apa yang dia harapkan dari seorang aktor super sibuk yang tentu saja lebih memprioritaskan pekerjaannya dibandingkan janjinya, apalagi dia bukanlah siapa-siapa bagi Lionel.

Trisya hanya merasa sedikit kecewa. Seharusnya, Lionel menghubungi jika tak bisa menjemputnya. Seharusnya lelaki itu tidak membiarkan dirinya melakukan hal bodoh karena cinta. Menunggu lelaki yang tak kunjung datang selama dua jam adalah salah salah satu hal terbodoh yang pernah ia lakukan.

Abyss of LoveWhere stories live. Discover now