twenty five

26 4 2
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING

***

KESAN pertama ketika pertama masuk ke apartemen Lionel adalah mewah. Desain-desain bergaya modern yang membuat rumah terasa lebih hangat dan nyaman.

Kaca pembatas diruang tengah yang menampilkan pemandangan gedung-gedung tinggi di kota serta jalanan padat yang bisa dilihat dari atas sini

Trisya menyeruput cokelat dinginnya sambil berdiri didepan dinding kaca tersebut. Pasti akan lebih bagus berdiri disini pada malam hari dengan pemandangan city light yang luar biasa.

Gadis itu memilih kembali duduk disebelah Lionel. Saling bertatapan, membiarkan jari Lionel menyapu bibirnya untuk membersihkan noda dari cokelat yang tertinggal. Trisya mulai terbiasa akan perubahan lelaki itu.

Sesi belajar mereka sudah selesai sepuluh menit lalu. Hari ini sengaja Lionel mengajak Trisya untuk belajar diapartementnya saja, sekaligus mengenalkan rumahnya.

" Gue pesenin gofood nih, lo pengen makan apa?" Tawar lelaki itu dengan ponsel yang sudah siap ditangan.

" Mau pizza aja." Jawabnya. Setelah diangguki Lionel, gadis itu mulai memandang lelaki itu penuh selidik. Meski mulai terbiasa, namun tetap saja dia masih bingung." Lo... semenjak tau gue suka lo, lo jadi berubah. Lo sengaja ya baik-baikin gue?"

Lionel mengernyit tak paham. "Apa lagi nih cewe?"

"Lo baik-baikin gue biar apa? Biar gue terjebak sama lo? Atau lo cuma seneng mainin gue?" Trisya menudingnya kejam.

Lionel sampai mengelus dada dibuatnya. "Lo pikir gue cowo apaan?"

" Ya, terus kenapa?" Dia heran. "Jangan-jangan lo suka gue juga?"

Lionel melongo, lalu menggeleng tak membenarkan. "Lo sakit? Demam ya? Jangan ngaco dong. Lo tau kan siapa gue dan siapa lo? Ibaratnya gue tuh raja, lo cuma dayangnya."

Trisya bersidekap sembari berdecih ringan. "Emang ada dayang secakep gue?"

"Emangnya lo cakep?"

Trisya membuang muka sembari mendengus. Lelaki itu selalu pintar membuatnya bungkam.

***

Sore berganti malam, hujan tak kunjung mereda. Trisya khawatir dia tidak bisa pulang malam ini dikarenakan cuaca. Melirik lelaki yang bersantai itu dengan sebal lewat ekor matanya.

Padahal lelaki itu bisa saja mengantarnya pulang kerumah sekarang, namun ia memiliki seribu alasan untuk menahannya tetap disini, entah apa motifnya.

"Oh iya, tadi mami lo nelfon gue. Gue bilang lo ketiduran." Lionel bersuara, membuat Trisya melongo dengan syok.

" Lo bilang gue ketiduran? Sejak kapan? Orang dari tadi lo nahan-nahan gue mulu."

Lionel tertawa. "Gue nahan-nahan lo?"

Lelaki itu menatap Trisya dengan lucu. " Halu lo. Gue cuma mencegah kemungkinan buruk yang terjadi kalo mengemudi ditengah-tengah hujan deras."

Trisya menghela nafas sambil merotasikan bolamatanya. " Kalo pengem gue tetep disini, tinggal bilang. Gitu aja pake gengsi! "

Lagi-lagi Lionel tertawa berakhir dengan tawa kecut. " Dah, berisik lo. Abis makan gue anterin lo pulang. "

Bertepatan dengan bel berbunyi, Lionel berangkat hendak bersiap-siap menemui orang diluar rumahnya. Trisya menatapnya curiga.

" Lo delivery? "

Abyss of LoveWhere stories live. Discover now