thirty seven

18 5 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING

***

MENYALIN pekerjaan rumah disekolah sepertinya sudah menjadi rutinitas dipagi hari menjelang bel masuk. Punya siapapun yang ia salin, ia tak peduli. Yang terpenting tugasnya selesai, benar salah itu belakangan.

Suatu kemajuan bagi Trisya untuk mengerjakan PR meski harus menyalin punya teman sekelas. Dulu, jangankan mengerjakan secara mandiri, dikasih jawaban pun dia masih saja malas mengerjakannya.

" Celine, lo diundang kan ke pesta pertunangan Kak Elvano sama Kak Alinza?" Mona bertanya disela-sela kegiatan menulisnya.

Trisya hanya berdeham sebagai jawaban, matanya fokus membaca jawaban dari buku lain sementara tangannya bergerak cepat menulis dibukunya sendiri.

" Nanti bareng ya. "

" Gue sama Alsen. " Sahutnya masih sambil fokus pada PR yang ia salin.

"Loh, Alsen diundang juga?" Mona kaget.

Trisya mengetuk meja seraya mendecak dengan keras. " Kan sepupuan sama Kak Elvano, bego."

" Oh iya, yah." Mona baru ingat, kemudian dia menoyor kepala teman sebangkunya pelan. " Lo mah gitu sekarang. Dulu sebelum ada Alsen juga lo apa-apa sama gue. Sekarang lo ke gue cuma bawa paitnya doang."

Trisya meletakan penanya diatas meja dengan sedikit hempasan. Ia memilih menghentikkan aktivitas menulisnya, lalu beralih memegang tangan Mona dengan binar mata penuh rasa haru.

" Iya, juga ya Mon, dulu kita selalu bareng. Gue sadar kok sekarang kita udah jarang main bareng. Tapi lo harus tau mon, sesayang apapun gue sama Alsen, lo tetep nggak akan tergantikan. Posisi lo dihati gue masih aman, Mon, nggak akan ada yang bisa geser. Gue baru sadar sama hal itu, maka dari itu gue memilih untuk... "

"... tetep pergi sama Alsen, sori Mon hehe. " Perempuan itu cengengesan sambil memeluk sahabat akrabnya itu dengan derat, ia mengecup rambut Mona. " Tapi gue tetep sayang lo, Mon. "

Mona berdecak, mendorong Trisya menjauh.  " Lo agak tai ya lama-lama. "

" Makanya Mon, dari kemaren gue saranin lo cari pacar. Walaupun jelek, tapi lo nggak jelek-jelek amat kok. Cowo deketin lo banyak, Mon, gue tau. Pilih aja satu biar nggak malu-maluin lo dateng ke acara. Saran gue sih, Stefan aja. "

"Ck," Mona kesal. "Ogah."

"Yaudah, semangat menjomblo Mona Airisia Candrawinata!"

" Kata gue diem deh lo"

" Kalo gitu siap-siap aja sewa partner buat pesta pertunangan Kak Elvano sama Kak Alin, Mon. Ya kali lo dateng sendiri, apa kata temen-temen lama kita kalo lo masih jomblo sampe sekarang? "

" Sialan lo, Cel. " Mona diam-diam juga kepikiran. Masa iya dia datang sendirian di pesta pertunangan mantan kakak kelas disekolah lamanya?

Trisya dan Mona sebenarnya tak menyangka akan diundang, padahal mereka tidak pernah kenal dekat. Tapi yah, mengingat Kak Elvano itu sepupu Alsen dan Trisya juga pernah beberapa kali berbincang dengan Elvano disekolah dulu, maka suatu hal yang mungkin. Kalau Mona, gadis itu kenal dengan Elvano. Tidak akrab, tapi lumayan sering berbicara dan bercanda bersama karena Mona pernah menjalin hubungan dengan teman dekatnya Elvano, namanya Reon.

Trisya dan Mona tidak pernah menyukai laki-laki playboy setampan apapun dia, mereka tidak pernah tertarik dengan laki-laki banyak gaya. Tapi Reon adalah pengecualian. Selain kelewat tampan, laki-laki itu sangat famous bahkan sampai kepindahan mereka disini banyak sekali yang bertanya-tanya tentang Reon.

Abyss of LoveWhere stories live. Discover now