[37] Aneh

1.3K 153 42
                                    

"Apa kamu bodoh, huh?" Kageyama Miwa membentak dalam sambungan telepon.

"Kenapa kamu memarahiku? Aku hanya memintamu menjemputku untuk membawa Hina ke rumah sakit. Aku tidak menemukan taxi di sini!"

"Itu hanya menstruasi, untuk apa kamu membawanya ke rumah sakit. Kamu ingin mempermalukan dirimu sendiri, huh?"

Kageyama terdiam. "Menstruasi itu apa?"

Miwa. "........" Aku lupa adikku hanya cerdas soal voli. "Lupakan! Bagaimana Hina–chan, apa dia tidak memberitahukanmu?"

"Tidak. Dia meringkuk di kursi halte."

"Kasihan sekali. Dia pasti sakit." Gumam Miwa membuat Kageyama terbelalak.

"Lalu apa yang harus kulakukan ne–san?"

Kageyama Miwa tertegun dan tidak bisa menahan senyum. Sedikit bangga akhirnya adiknya bisa menaruh perhatian pada orang lain. "Pertama belilah pembalut dan obat nyeri lalu antar dia ke toilet umum."

"Untuk apa pergi ke toilet umum. Hina tidak bilang ingin buang air—"

"TENTU SAJA UNTUK MEMASANG PEMBALUTNYA DASAR BODOH!"

Hinata memeluk perutnya sambil menyumpah dalam hatinya. Bisa-bisanya dia melupakan siklus terpenting dalam tubuh wanita dalam pelajaran Biologi. Malaikat–san sebenarnya sudah memperingatkannya sejak lama, namun karena hampir tiga bulan siklus itu tidak muncul juga. Dia jadi lupa dan berpikir mungkin tidak akan mengalaminya karena dia berpindah jiwa.

Tapi dia salah. Dia benar-benar mengalaminya dan sialnya sangat sakit!

Melihat Kageyama akan pergi. Hinata kalut dan menahan tangannya. Wajahnya pucat dan penuh keringat. "Mau kemana kamu? Jangan tinggalkan aku!"

"Kakakku bilang untuk membeli pembalut dan obat nyeri untukmu."

"Pembalut?" Ah benar juga. Malaikat–san juga pernah mengajarinya masalah itu. Astaga memalukan!

Hinata pun membiarkan Kageyama pergi.

Umumnya pria akan sangat malu untuk membeli pembalut wanita. Tapi jangan remehkan wajah poker Kageyama. Dia bahkan tidak tahu bahwa hal itu memalukan.

Bukankah ini hanya membeli barang?

"Eto..." Pelayan kasir itu bingung menatap pria tinggi dan tampan di depannya.

"Aku ingin membeli pembalut."

Beberapa gadis di minimarket itu tidak bisa tidak mencuri dengar.

Pelayan itu berkata. "Tapi pembalut untuk wanita."

"Tentu saja. Ini untuk orang lain." Sahut Kageyama. "Dan obat pereda nyeri juga."

Pelayan itu segera mengerti dan bertanya. "Mau yang bersayap atau tidak?"

Kageyama bingung memiringkan kepalanya. "Apa pembalut bisa terbang?"

Beberapa gadis di belakang terkikik geli mendengar percakapan Kageyama dan pelayan.

Pelayan juga bingung bagaimana menjelaskan dan sebaliknya bertanya. "Temanmu...."

"Itu pacarku." Ralat Kageyama.

Pelayan itu memasang wajah datar dan memperbaiki. "Pacarmu ... Apa dia orang yang aktif?"

"Aktif? Pacarku bukan barang elektronik." Sahut Kageyama membuat pelayan memasang wajah datar, sedangkan gadis di belakangnya tertawa terpingkal-pingkal.

"Maksudku apa pacarmu orang yang banyak bergerak?"

Kageyama berpikir dan mengangguk. "Dia pemain voli."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Where stories live. Discover now