[25]

3K 415 76
                                    

Apabila aku harus memilih warna untuk menggambarkan kehidupan masa SMA ku. Mungkin abu-abu-lah yang paling cocok. Dalam ilmu psikologi, abu-abu memiliki arti kestabilan dan kemandirian. Namun dalam sudut pandangku, itu menyiratkan hal yang membosankan.

Aku tidak pernah tertarik dengan apapun, bermain voli pun hanya untuk meneruskan jejak kakakku di masa lalu. Bila aku harus mengkalkulasi semua hal menarik selama 18 tahun ku hidup.

Jawabannya adalah zero.

Hingga gadis itu datang. Dia unik, sifatnya hingga penampilannya. Namun mungkin menjurus ke hal positif. Maksudku, dia cukup cantik. Mungkin yang tercantik dari semua gadis yang pernah kutemui.

Zero plus fifty. Mungkin.

Dia membuatku tertarik.

Jika aku diibaratkan kertas putih, maka dia lah yang menjadi kuasnya. Walau sedikit, dia memberiku sedikit warna.

Aku menyukainya. Untuk alasan romansa atau pertemanan aku tidak tahu. Akan tetapi ada satu hal yang kuyakini.

Aku ingin menghabiskan waktu hari esokku dengannya.

Tsukishima Kei

"Setidaknya aku cukup pintar untuk mengetahui bahwa Tobio menyukaimu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Setidaknya aku cukup pintar untuk mengetahui bahwa Tobio menyukaimu."

Hinata seketika kaku, gadis itu mencengkram rok seragamnya. Sedangkan irisnya bergerak gelisah. "Itu tidak mungkin, Oikawa–san."

Dua alis Oikawa tertaut, "nande?"

"Selama aku bersekolah disini, dia hanya membuatku kesal. Kadang memukulku, lalu mengata-ngataiku baka, aho atau boge." Hinata menggaruk tengkuk, "tidak ada pria yang melakukan hal itu pada gadis yang ia sukai.

"Hm." Oikawa mengangguk, "tapi apa kau pernah memikirkan ini sebelumnya, chibi? Pernahkan kau lihat Tobio melakukan semua hal yang kau anggap menyebalkan itu pada gadis lainnya?"

Sepasang pupil karamel spontan melebar.

"Jika kau menjawab iya maka aku akan berhenti bicara."

Sorot mata sewarna madu meredup, ia memang tidak pernah melihat Kageyama bersama wanita lain selain dirinya dan manajer. Namun seingatnya pria itu selalu terlihat sopan didepan Yachi–san, setidaknya dia tidak pernah mengejek gadis pirang itu seperti Kageyama mengejek dirinya.

Wajah gadis itu seketika tertekuk, "bukankah itu artinya dia justru membenciku?" Jeda sejenak, Hinata menyambung ucapannya. "Kageyama selalu sopan di depan Yachi–san, bukankah artinya dia lebih menyukai Yachi–san dibanding aku?"

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Where stories live. Discover now