Chapter Special 2 : Taman Bermain

3K 366 48
                                    

Hari ini berbeda, biasanya pada hari minggu Kageyama akan bangun pagi hanya sekedar memakai jersey hitam dan pergi keluar untuk olahraga pagi. Namun baru kali ini, dia berkaca cukup lama di depan cermin kamarnya. Untuk pertama kali dalam seumur hidup ia begitu memperhatikan penampilannya sendiri. Rapi atau tidak, wangi atau bau hingga apa kumis tipisnya sudah dipangkas dengan benar. Andai ibunya melihat dirinya sekarang, ia tidak akan terkejut bila sang ibu menganggapnya kerasukan.

Ia sudah membuat janji dengan Hinata pukul delapan pagi di stasiun kota, namun jam tujuh pagi, pemuda itu sudah siaga di kursi stasiun sambil menyeruput susu kotaknya berhubung dirinya tidak sempat sarapan pagi ini.

Sekali lagi, anggap saja dirinya kerasukan.

Seperti orang bodoh, saking tidak inginnya membuat Hinata kecewa, ia bahkan sempat menjelajah situs google malam tadi, mengetik keyword 'bagaimana membuat kencan yang tidak mengecewakan'  dan mencatat dari A hingga Z dalam sebuah note kecil yang diselipkan di saku celananya. Dan ini lah step pertama; 'jangan datang terlambat dan membuat gadismu menunggu'.

Disisi lain, di rumah bergaya tradisional Jepang. Hinata mengambil salah satu gaun yang dibelikan Takashi bulan lalu, gaun indah selutut berwarna biru dengan motif polkadot di roknya. Ia mencocokkan gaun tersebut di tubuh mungilnya, merasa tidak cocok, ia ambil lagi gaun lainnya. Kali ini gaun a-line dress sepaha tanpa lengan bewarna cream dengan motif rajutan bunga peony di bagian tepi roknya. Hinata memasang gaun tersebut di tubuhnya. Dia kini nampak cantik, gaun a-line dress sangat cocok karena pinggangnya yang kecil.

Baru saja ia mengulas senyum puas, tubuhnya tiba-tiba terhenyak. "Kenapa aku harus berdandan hanya untuk bertemu dengan Kusoyama?!" Jeritnya mengacak rambut.

Hinata mengusap dada dan mengatur napas. Ia bergumam, "hanya jalan-jalan biasa, ingat! Bukan kencan! Bukan kencan! Hanya jalan-jalan sesaman teman lama, oke!" Celotehnya tidak menyadari Takashi memperhatikannya dari belakang.

"Tumben sekali melihatmu berdandan, mau pergi?"

Hinata nyaris terjengkang karena terkejut, ia menoleh patah-patah ke belakang dan mendapati Takashi tersenyum. Ia mengangguk singkat dan tertawa sumbang. "Hanya jalan-jalan."

"Hm?" Seakan menyiratkan keraguan, Takashi tersenyum jahil dengan alis sebelah terangkat. "Bukan kencan?"

Spontan wajah Hinata kembali memerah. "Bukan!" Pekiknya.

Tatapan Takashi melembut, ia berjalan menghampiri Hinata dan menuntun gadis itu duduk di kursi di depan meja hias. "Aku tidak masalah kau pergi, tapi berhati-hatilah. Kakimu masih sakit, kan?" Takashi meraih sisir dari meja hias dan mulai menyisir surai jingga Hinata dengan lembut. "Kau pergi bersama siapa?"

Ada keraguan di wajah Hinata sebelum menjawab, "Kageyama."

Takashi nampak terkejut, namun kemudian wajahnya kembali rileks dan memasang senyum lembut seperti biasa, "begitu.." Takashi mulai mengikat perlahan surai Hinata menjadi ponytail. "Semoga kau bersenang-senang."

Begitu selesai mengikat rambut Hinata dan memberikan polesan make up tipis di wajah cantik gadis itu. Takashi juga bersiap, ia bersikeras mengantar Hinata ke stasiun mengingat kondisi kaki Hinata yang sedang cidera walau kini ia tidak harus memakai tongkat untuk berjalan.

Hinata tiba di stasiun pukul setengah delapan tepat dengan diantar Takashi menggunakan mobil miliknya. Sejenak Hinata pikir menjadi malaikat atau shinki sepertinya bukan ide buruk, mengingat malaikat pelindungnya itu punya banyak uang untuk membeli mobil sebagus itu.

Begitu Hinata muncul di depannya, Kageyama sempat mengira dirinya mengalami delusi. Gadis itu sangat cantik, gaun cream sedikit diatas lutut tanpa lengan serta surai jingga diikat rapi menyisakan sedikit anak rambut di belakang lehernya. Tidak pula polesan make up tipis membuatnya nampak cantik natural. Kageyama mungkin akan jungkir balik karena terkejut bila tahu penata rias Hinata adalah seorang lelaki.

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Where stories live. Discover now