[6]

4.4K 581 27
                                    

Ryota menatap sekeliling aula olahraga, bercak kotor sepatu di lantai dan ring basket yang belum di naikan. Seketika perempatan imajiner menyembul di kepalanya, ia mengepalkan tangan menahan emosi.

"Kenapa lapangannya kotor sekali?"

Anak kelas satu meringis dan menepuk pelan pundak kapten mereka, "aku dengar klub basket memakai lapangan ini untuk pertandingan persahabatan dengan klub basket Shiratorizawa."

Pemuda bersurai pirang itu melipat tangan didada, "ambil pel dan alat kebersihan lainnya lalu cepat bereskan semuanya!" teriaknya emosi membuat para kouhai kelas satu kalut berlarian kesana-kemari mencari perkakas kebersihan.

"Aku juga akan bantu."

Ryota menoleh, melihat mantan kaptain datang dengan baju latihannya, "maafkan kami Kageyama senpai. Kau bisa menunggu di luar sampai lapangannya selesai dibersihkan."

Pria raven itu menggeleng pelan. "Akan kubantu, aku mau mengambil pel lain di gedung olahraga dua."

"Maaf merepotkan." Ryota membungkuk pada seniornya.

"Aku mau sekalian membeli minuman, tidak masalah," ucapnya lalu melangkah keluar gedung olahraga.

Ia berjalan ringan menuju gedung olahraga kedua, begitu pemuda itu tiba di ambang pintu. Iris sewarna blueberrynya seketika melebar melihat sosok gadis bersurai senja tangah melompat dan melakukan spike. Ia tahu ini hanya halusinasi, namun dalam sekejap, Kageyama merasa seakan melihat bayangan sang partner dalam diri gadis itu.

"Hina–chan! Kau hebat sekali!"

Kageyama melangkah masuk, ia memandang gadis senja yang kini dikerumuni teman-temannya itu. "Oi!" teriak pemuda itu sontak membuat seluruh atensi beralih kearahnya.

Mata sewarna madu itu membulat melihat sosok Kageyama, antara kaget atau takut karena sekarang pria raven itu sedang memasang wajah horrornya.

"Itu Kageyama–senpai," pekik anggota klub.

Kapten berlari kecil menghampiri Kageyama, raut wajah gadis tinggi itu heran, "ada perlu apa kemari Kageyama–senpai?"

Kageyama belum mengalihkan pandangannya dari Hinata membuat yang ditatap risih dan sesekali memcoba mengalihkan wajah, tangan pemuda itu terangkat lalu menunjuk tepat di wajah gadis senja.

"Kau!"

"Hai'"

"Siapa namamu?"

Hinata melongo lalu menunjuk dirinya sendiri, memastikan.

"Memang siapa lagi, boke? Iya kau!" bentaknya membuat Hinata seketika darah tinggi.

Bukan pria bukan wanita, Kageyama benar-benar memiliki attitude selalu super terpuji. Mana ada orang di dunia ini menyebut gadis yang baru ditemuinya dengan panggilan boke.

"Tidak sopan! Mana ada pria yang menanyakan nama sambil mengejek seperti kau kuso Kageyama!" balas Hinata membuat seluruh pasang mata menatapnya tak percaya.

Iris sewarna blueberry itu membulat, "apa kau bilang?" desisnya. Hinata seketika gemetaran, ia bisa merasakan aura gelap di sekitar raja lapangan itu. "Kalau aku bertanya, ya jawab saja. Kau tidak tahu siapa aku?"

"Tentu saja aku tahu!" sahut Hinata, "setter kuso dengan wajah seram yang ditakuti banyak orang maksudmu?"

Bagus Hinata! Kau bangunkan hewan buas di dalam diri Kageyama.

Kageyama mendekat dengan wajah murka, Hinata menelan ludah dan melangkah mundur hingga punggungnya menabrak tembok. Bagus, ia sudah tidak bisa kabur.

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ