[23]

2.9K 409 17
                                    

Kurang dari sebulan lagi penyisihan turnamen musim semi, namun Ono–sensei belum juga mencabut hukumannya dan belum juga mengembalikan bangku pemain inti padanya. Hubungan dirinya dengan pemain lain pun tidak bisa disebut baik.

Walau ada beberapa anggota tidak menjauhinya, namun mereka juga nampak canggung saat bersama Hinata.

Suasana gedung olahraga itu nampak semarak, sepulang sekolah hampir semua siswa datang kemari dan mengisi penuh kursi tribun gedung olahraga indoor itu. Hari ini akan dilaksanakan pertandingan persahabatan dengan SMA Aoba Johsai.

Klub voli yang memang terkenal mejadi sarang para ikemen tentu saja akan menarik banyak penonton gadis saat pertandingan seperti ini.

Hinata duduk di tribun yang berbeda dengan anggota tim voli lainnya, berada di sekitar mereka hanya akan membuat hatinya semakin sakit. Apalagi akhir-akhir ini Rin tambah mencari masalah dengan menyebar fitnah yang mengatakan Natsume Hina adalah seorang penggoda.

Rangkulan di pundak membuat gadis manis bersurai jingga itu menoleh. Ia tersenyum begitu mengetahui siapa pelakunya.

"Aoi.."

Aoi tersenyum lima jari dan mendaratkan pantat di samping Hinata. "Bagaimana hubunganmu dengan anggota tim mu?"

Kena telak, Gadis itu memang sangat pintar membaca raut wajah. Aoi tahu bahwa Hinata masih memikirkan persiteruan dirinya dengan anggota tim voli lainnya. Bagi Hinata, Aoi adalah sahabat wanita yang paling dekat dengannya.

"Jangan dipikirkan, ayo kita semangati Ryouta." Hibur Aoi dan menunjuk teman-teman sekelasnya. "Yang lainnya juga datang, loh. Walau teman-teman setim memusuhimu, kau masih memiliki kami."

Hatinya tersentuh, Hinata mengulum senyum. Ia melambaikan tangan kearah teman-teman sekelasnya yang lain dan dibalas lambaikan balik oleh mereka.

"Arigatou.."

Kening Aoi berkerut namun ekspresinya berubah melembut. "Kita teman, kan?"

Hinata mengangguk cepat tanpa sadar dan itu membuat Aoi tertawa.

Pandangan mereka beralih kearah lapangan, masing-masing anggota tim tengah melakukan pemanasan.

"Menurutmu kita bisa menang?" Bisik Aoi.

Ekspresi wajah Hinata berubah serius, "menurutku peluang menang tim laki-laki cukup besar. Semenjak lulusnya Oikawa-san, tidak ada pemain di Miyagi yang bisa menandingi kemampuan serangan Kageyama. Pondasi tim lawan yang paling susah ditembus mungkin Kunimi dan Kindaichi."

Aoi menatap Hinata takjup. "Benar-benar seperti seorang pro." Gadis itu mengedikan bahu, "aku bahkan tidak terlalu mengerti aturan bermain voli."

Gadis senja tertawa hambar.

"Tapi kau ternyata tahu banyak ya, Hina–chan, kau bahkan tahu nama ace lawan padahal kau baru pindah ke Miyagi empat bulan."

Perkataan Aoi seketika membuat Hinata tersentak, keringat dingin mengucur begitu saja di kening gadis itu. Ia menggaruk tengkuk dan tertawa sumbang. "Aku hanya sering curi dengar dari anak tim voli pria." Ia menelan ludah. "Cuma kebetulan.. Ya cuma kebetulan."

Kuso! Hampir saja.

Hinata mengusap dada.

Di lapangan, pelatih Ukai nampak memberi intruksi sebelum pertandingan. Pria dengan rambut diwarnai itu menatap Kageyama dan Ryouta bergantian kemudian membuang napas.

"Kageyama, kau kumainkan di set 2."

Mulut pria raven seketika menganga. "Nande?! Aku tidak sakit." Serunya tidak terima.

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Where stories live. Discover now