Chapter Special 3 : Taman Bermain [Last]

2.6K 348 12
                                    

Menyilaukan. Namun indah dalam pandangan. Membuatku berdebar dan bertanya-tanya.

Kapan kau memberikan senyuman cerah itu lagi padaku?

Ingatan mengenai uang bulanannya yang nyaris ludes kini sirna tanpa bekas. Baginya, pengorbanannya masih tergolong murah. Lihatlah betapa sukses rencananya kali ini. Hinata tampak bahagia, terlihat dari senyuman manisnya yang tidak pernah meninggalkan wajah cantiknya dari awal hingga sekarang di taman bermain ini.

Sepasang manik caramelnya berseri-seri, memandang pemandangan kota dari atas bianglala. Jemari lentiknya menempel lekat di permukaan kaca, bibirnya terbuka menyuarakan kekagumannya. Riak di matanya semakin jelas begitu matahari perlahan turun, meninggalkan gumpalan awan sewarna surainya.

Wajah cantik itu ditumpahi warna jingga, membuatnya berkilauan seperti emas murni. Kageyama tertegun dalam diam, dia tidak menanggapi celotehan Hinata. Matanya terpaku pada keindahan ciptaan Tuhan di depannya.

Begitu langit menggelap, baru Hinata kembali dalam posisi duduknya.

"Kageyama.."

Suara Hinata memecah hening diantara mereka, Kageyama yang larut dalam lamunan pun terbangun ke dunia nyata. Ia menatap Hinata dengan kening berkerut sebelum bertanya, "ada apa?"

Seulas senyum tulus terukir, "Terima kasih."

"..."

"Kau membawaku kesini untuk menghiburku, bukan?"

Kageyama kehilangan kata-kata, ia membuang napas lalu mengalihkan wajah kearah pemandangan kota. "Kau pasti mengalami hal-hal buruk beberapa waktu terakhir." Kageyama memberi jeda, sepasang mata biru kelam itu perlahan meredup, meninggalkan kesan kesedihan. "Aku juga mendengar gosip-gosip miring itu."

Pupil Hinata membola.

"Mereka mengatakan kau wanita jalang, jujur aku sangat sakit hati mendengarnya. Apalagi setelah mendengar bahwa aku terlibat dengan gosip tersebut. Mereka mengatakan hal buruk tentangmu karena mereka berpikir kita dekat, bukan?"

Hinata tidak menjawab, semua itu memang benar. Ia tahu itu. Rin sangat mengidolakan Kageyama, bahkan semasa dirinya masihlah pria, ia sudah sering mendapati gadis itu diam-diam memasukan bingkisan berupa cokelat di loker Kageyama. Wajar bila Rin marah padanya.

"Aku tidak pernah dekat dengan wanita sebelumnya." Kageyama berujar lagi, "Orangtuaku bercerai saat aku masih kecil. Aku tidak terlalu paham apa arti mencintai dan dicintai. Hidupku kudedikasikan pada voli, melihat bagaimana repotnya Oikawa–san menangani wanita-wanita di sekitarnya, aku berpikir cinta itu tidak perlu."

Hinata mendengarkan, Kageyama melanjurkan dengan suara berat, "Tapi semuanya berubah saat aku bertemu denganmu."


Tubuh gadis itu tersentak.

"Aku merasa kau sangat dekat denganku, kepribadianmu yang ceria, konyol dan ceroboh. Entah kenapa begitu menyenangkan.. Membuatku berdebar-debar dan merasa aneh, perasaan ini asing tapi.. Aku menyukainya."

Tubuh Hinata seperti disiram air dingin, dia tidak bereaksi beberapa lama. Namun hatinya tidak bisa menolak untuk gelisah. Perasaan bimbang, takut dan bahagia terakumulasi membuat otaknya bingung.

Love Sunshine (KageHina Fanfiction)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt