22. Membuat Baper.

1.7K 209 14
                                    

Benar saja apa kata Ustadzah sekaligus guru yang mengajarnya itu yang menyatakan bahwa ia akan melaporkan dirinya pada sang kepala sekolah. Entah apa tuduhan dia. Saat ini ia tengag duduk didepan sang kepala sekolah.

Didalam ruangan hanya ada sang kepala sekolah beserta dirinya. Sang kepala sekolah menyuruh Ustadzah Fika untuk kembali mengajar dikelas.

Hilyah hanya diam sembari memainkan jari-jemarinya. Pria didepannya hanya menatap tajam kehadirannya diruangan ini. Tidak ada guru-guru yang melihat keduanya, karena ruang kepala sekolah terpisah dengan ruang guru.

"Baru dua hari sudah membuat masalah." ujar sang kepala sekolah.

Hilyah diam saja. "Apa saya harus beritahu kakek mengenai kamu yang membuat masalah disekolah?"

"Jangan... jangan kasih tau kakek tentang masalah ini, Hilyah mohon."

Hilyah tidak mau kakeknya mengetahui permasalahan dirinya dengan Ustadzah Fika. Ia hanya ingin kakeknya fokus bekerja dan fikirannya tidak terbagi yang bisa menyebabkan kakeknya sakit..

"Kenapa melakukan ini?" tanya Gus Adzam.

"Enggak terima kalau Ustadzah gadungan itu hina orang tua Hilyah." cicitnya, entah kenapa disaat ia berhadapan dengan Gus Adzam yang sedang dalam kondisi serius dirinya malah terlihat seperti anak kucing yang takut pada induknya.

"Jangan menyebut gadungan. Ustadzah Fika itu pengajar disini dan dia juga sudah mengajarkan ilmu disini. Kamu harus menghormati orang yang berilmu."

"Kalo mau hukum Hilyah hukum aja, Hilyah terima semua hukumannya. Dikeluarin dari sini juga Hilyah terima malah Hilyah bersyukur jadi Hilyah bisa bebas."

"Ning... ini bukan tentang hukum-menghukum, tapi tentang kamu tidak sopan pada yang lebih tua." geramnya.

"Tapi—"

"Berdiri di lapangan sampai pelajaran Ustadzah Fika dan saya selesai."

Hari ini juga bertepatan dengan jadwal pelajaran bahasa arab dikelasnya yang artinya Gus yang mengajar.

Hilyah membolakan matanya dan menatap tajam pria dihadapannya. "3 jam loh Gus, 3 jam." protesnya sembari mengangkat ketiga jari kanannya.

"Protes, tambah."

Hilyah mendengaus kesal. Disekolahnya dulu hukuman tidak sampai lebih dari 2 jam dan kebanyakan hukumanya membersihkan area sekolah.

"Dan setelah itu cabuti rumput yang sudah mulai memanjang di pinggir lapangan. Mau mencabuti atau berjemur terlebih dahulu itu terserah kamu, saya sarankan berjemur terlebih dahulu agar tidak terlalu panas. Silakan keluar dan jalankan hukuman kamu."

"Giliran ngomong panjang-panjang ngeselin banget. Emang dasar suami gak punya hati, dosa apa aku ya Allah bisa dapetin suami kejam kayak Gus Adzam." ucap Hilyah sembari kakinya keluar ruangan.

*****

Sudah hampir 1 jam ia menjalankan hukuman, tinggal 2 jam lagi berjemur dan selesai tugasnya.

Dan yang paling menyebalkan, Ustadzah Fika mengalungkannya kardus bertuliskan Saya tidak sopan. Memang ya Ustadzah satu itu minta dijeburkan ke danau.

Para santriwati menertawainya secara terang-terangan. Ingin sekali Hilyah melempari mereka menggunakan sendal.

"Awas aja lo."

1 jam berlalu.

Akhirnya selesai juga semua hukumannya. Ia bersyukur 1 jam itu cuacanya sangat mendukung. Dan sekarang giliran hukuman yang kedua ia jalankan.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang