21. Garis Merah

967 125 23
                                    

"I wanna be selfish and call this destiny"
°°•°•°•°•°°
.
.
.
.
.

"Jadi, proyek yang lo sembunyikan dari gue adalah lukisan ini?"

Haechan membuat dua gelas kopi es untuknya dan Renjun. Mereka duduk di atas meja panjang, mengarah ke arah lukisan di dinding.

Lelaki itu tidak menjawab saat ditanya, dia menyembunyikan wajahnya ke dalam gelas kopi cukup lama. Seakan isi gelas itu menarik seluruh wajahnya ke dalam. Haechan tertawa kecil dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengelus puncak kepala sosok yang sedang salah tingkah itu.

"Did I go make it easier for you to prepare the surprise?"

Berlama-lama menyedot kopi membuatnya pengap hanya menghirup udara di dalam gelas saja. Renjun menurunkan gelas dari wajahnya, dan menunduk—masih menghindari tatapan Haechan.

"It's obvious, you're angry I came sooner instead of happy."

"Ga gitu," bantah Renjun. "Harusnya lo balik saat lukisannya selesai. Ada bagian yang belum rampung."

"That's the reason you're upset?"

Renjun mengangguk.

"Just finish it," ujar Haechan, "Nothing wrong if I saw the process, right?"

Renjun menggaruk hidungnya. "Tetap aja di luar rencana."

"Sorry," gumam Haechan.

"Don't," sela Renjun. "Lo pasti berusaha balik lebih cepat dan pastinya itu ga mudah."

Haechan tersenyum. "So, what's about on the wall?"

"Lo udah tau, ga usah nanya."

"Benda apa yang beterbangan di langit?" tanya Haechan.

Renjun mendongak, menatap lukisannya sendiri. Bibirnya tersenyum, beberapa saat kemudian senyuman itu memudar. Kesal lukisannya dilihat oleh Haechan sebelum rampung kembali mengganggu.

"It's okay if you don't want to explain. I'll wait for you to finish it," ucap Haechan buru-buru, menyadari perubahan wajah Renjun. Dia tidak mau lelaki itu merasa bersalah.

"Those are the wings of a fairy," gumam Renjun.

Kedua alis Haechan naik. Matanya dilebarkan. "Fairy?"

"That's you."

"Bukannya gue seorang beruang?"tanya Haechan sambil tertawa kecil.

Kepala Renjun kembali menunduk, menatap tangannya yang asik memainkan pinggiran gelas. "Don't you really wanna be a fairy whose role means a lot when the main character in the fairy tale is having trouble?"

Haechan membeku.

"Gue ingat semua keinginan gila lo," ujar Renjun. Bibirnya tersenyum diam-diam.

"So, who am I really?" Haechan bertanya. "A mighty bear or a fairy with magic powder?"

COMING AROUND [3rd Book]Where stories live. Discover now