22. They are

741 110 12
                                    

°°•°•°•°•°°
.
.
.
.
.

Tidak ada yang benar-benar berubah dari mereka. Mereka tetap sama adalah penggambaran yang tepat dalam sebuah kalimat. Sisi yang sama kuat dan keras kepalanya. Perdebatan terdengar lebih berisik dibanding untaian kalimat cinta satu sama lain. Mungkin begitu cara mereka untuk saling: sering berkelahi layaknya dua musuh namun anehnya tak bisa berjauhan satu sama lain. Di atas perasaan saling mengasihi, mereka adalah orang-orang yang mendahulukan kehidupan realistis daripada berleha-leha dalam nuansa romansa selalu berdua. Hubungan keduanya seperti musim yang berganti dalam skala tertentu: menjadi musuh atau kekasih tergantung jangka rotasinya. Ada kalanya mereka begitu manis sebagai dua orang yang saling: diam dalam bersebelahan, nyaman bahkan tanpa beradu kontak fisik—karena keheningan seperti instrumen klasik mampu menenggelamkan agar tak pernah ke permukaan; selalu berdua pada dunia mereka. Juga, pada musim yang lain, mereka akan terus saling melempar ucapan sarkas, meributkan hal tak penting, saling memunggungi, lalu diam saat bernuansa merah muda menjadi diam yang dingin dan suram—saling menyakiti.

Tidak ada yang berjalan lancar di dunia ini, sebesar kerikil pun akan dianggap kendala tatkala dijumpai di perjalanan hidup. Mereka tetap sebagai mereka dan tetap saling dikarenakan kesepakatan untuk tumbuh bersama; tentu yang ditemui tak hanya kerikil. Berpegangan untuk saling, bukan salah satu saja, hubungan tentang berdua, bukan sendirian.

Sebuah teori memang mudah dibicarakan, melakoninya sebagai bentuk kebiasaan, sebagai manusia yang pandai menyusun rencana terkadang lupa pada ikrarnya sendiri. Ada yang lebih dulu menancap pada diri Renjun, yaitu pendirian—sebelum dia benar-benar jatuh pada cinta untuk Haechan. Itu tentang dia yang akan selalu berusaha keras pada ucapannya sendiri: membawa Haechan keliling Inggris, pergi berdua dengannya, mendatangi setiap pinggiran kota yang indah, menggunakan uang dari kerja kerasnya.

Sibuk tak masuk akal adalah percik api peperangan. Hampir dua bulan tak banyak kesempatan untuk mendatangi London. Haechan menawarkan diri untuk mengunjungi Bournemouth pun ditolak karena dia lebih sering di luar ketimbang berdiam di flatnya. Menumpuknya tugas. Proyek animasi yang semakin padat waktu pengerjaannya. Renjun seperti sedang menggali lubang untuk mendapatkan emas. Mengabaikan lelah, bahkan mengabaikan Haechan.

Suatu hari, toleransi dan ruang sabarnya terkikis lalu punah, Haechan pun mendatangi flat Renjun dan tak ada lelaki itu di sana. Dia mendatangi Darius menanyakan keberadaan lelaki itu. Gondok rasanya mendengar fakta bahwa lelaki itu sering menginap di rumah Kayla.

"Gue ga maksa," Kayla menjelaskan saat Haechan mendatangi kediamannya. "Gue sering ngasih saran kalau memang banyak tugas dan kondisi ga memungkinkan lainnya, proyek bisa ditunda. Tapi, Ka Renjun malah meyakinkan kami—atau dirinya sendiri—sanggup menyelesaikan semuanya."

Marahnya Haechan bukan pada Kayla, bukan pada tempat di mana Renjun tidur, melainkan marah kepada usaha yang kelewat bersemangat.

Pagi ini harusnya Kayla dan Renjun memiliki kelas pagi, setelah menjelaskan semuanya kepada Haechan, wanita itu pergi ke kampus seorang diri—Renjun sedang tertidur di meja kerjanya. Kayla mempersilahkan Haechan masuk dan menitipkan rumahnya.

Masuk ke dalam, sosok itu Haechan temukan sedang meringkuk dengan duduk punggung membungkuk di kursi kerjanya. Kepalanya berbaring pada tangan yang terlipat. Tanpa bantal, tanpa selimut yang hangat, hanya jaket tipis sebagai penghangat—dia benci melihatnya. Dia mendekat, menarik kursi entah milik siapa untuk duduk. Mengulurkan tangannya menyurai poni yang menutupi sebagian wajah tampan itu, menyelipkan di balik daun telinga, lalu mengusap sisi wajah itu mencoba membangunnya. "Njun," panggilnya lembut.

Hanya ada respons kecil.

"Pulang, ya? Tidur di flat lo aja."

Seketika kelopak mata itu terbuka. Punggungnya langsung duduk tegap. "Jam berapa sekarang?"

COMING AROUND [3rd Book]Where stories live. Discover now