26. Ketulusan Beni.

1K 73 8
                                    

Sudah tiga bulan berlalu semenjak bulan madu Saga dan Oliv, dan sudah tiga bulan pula usia bayi yg di kandung Claudia. Namu sampai saat ini belum ada yang mengetahui bahwa Claudia sedang mengandung.

Beni selaku orang yang mengetahuinya rutin menemani Claudia ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Beni memegang janjinya agar tidak memberitahu siapa pun.

"Clau?  Lo mau sesuatu? Kok diem kayak gitu?" Beni yang sedari tadi fokus mengemudi melirik Claudia.

"Tiba-tiba pengen peluk kak Bara." Celetuk Claudia mengusap perutnya yg masih belum membuncit.

Beni mengehentikan mobilnya tiba-tiba hal itu membuat Claudia amat kage,dan untung saja jalanan sepi.

"Kak! Kalo mau mati jangan ajak Clau sama bayi Clau dong!" Galak claudia memegangi perutnya.

Beni menatap Claudia dengan wajah kesal.
"Lo aneh-aneh banget!  Ngidam kok meluk Bara, gimana caranya sedangkan lo sekarang masih jaga jarak sama dia!" Marahnya.

"Bukan maunya Clau! Tapi baby!" Balas Claudia juga berteriak. Semenjak kehamilannya Claudia jadi semakin manja dan pemarah, hal itu membuat semua temanya curiga namun Beni dan Claudia mampu membuat alasan.

"Ya tapi gimana caranya?  Aneh banget kalo lo tiba-tiba meluk Bara." Beni terlihat bingung.

"Clau gak mau tau! Pokoknya mau peluk kak Bara!" Claudia berucap tegas.

Beni mendengus, kebiasaan Claudia belakangan ini adalah jika ia bertemu Bara pasti langsung nangis, hal itu membuat Bara jadi merasa tidak enak.

"Lo liat dia aja langsung nangis Clau gimana mau peluk." Beni mengusap rambutnya uring-uringan. "Kalo lo nikah sama Bara pasti bakal gampang sih."

"Kan clau udah bilang, Clau gak mau kak Bara tanggung jawab cuma karna kasian." Mata Claudia mulai berkaca-kaca,  Beni menghela nafasnya dan memejamkan matanya.

"Mending kita ke dokter kandungan dulu,nanti gue cari caranya." Claudia langsung mendongak menatap Beni dengan mata berbinar.

"Beneran kak!" pekiknya girang.

Beni memutar bola matanya malas.
"Hmm." Jawabnya.

"Makasih kak Beni." Claudia memeluk Beni gembira, namun Beni mendorongnya dengan wajah jijik yg di buat-buat.

"Mundur lo! Pelukan gue hanyalah untuk Rara." Claudia memanyunkan bibirnya.

"Dih, udah di tolak juga" Ejeknya.

"Gak usah ngedumel lo! Nanti gue pastiin Rara bakal bucin mampus sama gue. " Beni sangat percaya diri.

"Iyadeh si paling Pd."

"Ngomong-ngomong bentar lagi lo bisa tau jenis kelamin anak lo, lo yakin gak mau kasi tau siapa-siapa?  Lagipula ini gak bisa di sembunyiin Clau, perut lo bakal makin besar." Beni kembali melajukan mobilnya.

"Belum waktunya." Hanya itu jawaban Claudia jika di tanya oleh Beni.

"Kapan? Waktu Yang tepat itu kapan Claudia! Anak lo butuh sosok ayah, yaitu Bara." Claudia menundukkan kepalanya.

"Clau murahan, emang kak Bara bakal percaya kalo ini anaknya?" Gumam Claudia masih bisa di dengar oleh Beni.

Mata Melotot,siapa yang berani mengatakan itu pada Claudia?  Wanita yang sudah dia anggap seperti adiknya.

"Mulut siapa yang bilang lo kayak gitu! Belum pernah gue hantam kayaknya!" Kesal Beni membuat Claudia terkekeh.

"Napa tawa lo?" Heran Beni.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Where stories live. Discover now