39. Pelaku

749 59 10
                                    

Don't forget to Vote.
Komenin kalo ada typo.













HAPPY READING.

























Oliv dan Rara dengan hati yang sedih menaburkan bunga dia atas gundukan tanah yang berisikan batu nisan dengan nama Oca Adeline. Dan di sebelah makan Oca terdapat gundukan tanah kecil, ya itu anak dari Claudia di makamkan di sebelah makam Oca. Viko hanya terduduk mengusap batu nisan itu. Ia ingin iklas namun berat rasanya.

Sejak kemarin Viko hanya terdiam, menangis tak bisa dan marah pun tak bisa. Ia harus marah pada siapa? Ini sudah menjadi kehendak tuhan.

“Ca bahagia ya di sana, jaga babynya juga kan lo udah janji sama Claudia.” Oliv terkekeh setelah mengatakan itu. “Tuhan lebih sayang sama lo Ca. Makasih ya udah jadi sahabat gue, walaupun lo lemot tapi lo paling care sama kita.” Cairan bening menetes dari pelupuk mata Oliv, dengan cepat ia mengusapnya.

“Gue udah janji gak bakal nangis, makasih ya Ca udah bertahan selama ini. Gue sayang sama lo, walapun lo udah gak ada tapi lo tetep di hati kita.” Oliv mengusap nisan Oca.

Saga mengusap bahu Oliv dan membantunya untuk berdiri.
“Gue bakal selalu jaga Oliv seperti yang lo minta Ca.” Gumam Saga.

Beni berlutut dan mengusap nisan Oca. Ia terseyum penuh arti.
“Gue bersyukur punya adek kayak lo Ca.” Hanya itu yang Beni katakan, namun di setiap kata yang keluar dari mulutnya membuat hatinya kembali sakit, ia kembali mengingat kenangan bersama Oca, dan bagaimana tingkat polos serta mengemaskan Oca.

“Maaf Ca gue gak ada di samping lo di saat terakhir lo, maaf juga gue selalu marah sama lo.” Rara terisak. “Habisnya lo lola banget, gue kan kesel tapi gemes. Makasih ya udah hadir dalam hidup gue, gue masih ingat banget, masa SMA lo orang orang pertama yang ngajakin gue temenan, dan ngenalin gue ke Oliv dan Clau. Gue beruntung kenal lo. Gue sayang sama lo. Gue harap di sana lo bisa lebih bahagia ca, dan mendapat kasih sayang.” Rara melirik Mama dan Papa Oca yang masih Setia menangis.

Bara hanya berdiri melihat teman-temannya memberikan pesan untuk Oca, Bara bingung harus mengatakan apa ia dan Oca tidak dekat sama sekali sekedar menyapa saja tidak. Namu ia melangkah dan berlutut.

“Thanks Ca, gue tau ucapan makasi gue gak bakal berguna, seharusnnya gue yang ada di posisi lo untuk melindungi Claudia.” Bara menepuk Bahu Viko. viko mendongak, Bara terseyum tipis.

“Lo harus kuat Vik.” Kata Bara.

Viko mendongak dan menatap semua temanya.
“Thanks guys udah anterin Oca sampai peristirahatan terakhirnya, kalo gak ada kalian gue pasti udah kesulitan.” Semua temanya hanya tersenyum getir melihat senyuman tipis dari bibir tebal milik Viko.

Viko sedikit terkekeh.
“Enggak usah liat gue dengan tatapan kasian kayak gitu.” Walaupun senyuman dan tawanya palsu, Viko masih berusaha dan akan terus berusaha mengikhlaskan Kekasih hatinya, Oca.

“Gak usah sok kuat Vik, gue tau rasanya kehilangan. Lo gak bisa pura-pura tegar terus kayak gini. Keluarin semuanya sampai lega, gak ada salahnya kalo lo nangis.” Bara denga wajah datarnya berucap.

“Kita ada sama lo Vik, akan selalu ada kalo lo merasa sepi kita siap ada di samping lo.” Imbuh Beni.

“Lo apaan sih? Sepi apanya gue kalo sama kalian kan gak pernah sepi.” Viko mengacungkan jempolnya. Saga tersenyum.

“Lo emang harus ikhlas Vik, tapi bukan dengan cara pura-pura baik-baik aja. Lo paham kan? Dengan lo ngeluarin semuanya lo gak akan keliatan lemah jadi keluarin semuanya, kita temenin deh lo nangis.”

Viko mengangguk lalu menunduk.
“Kalian emang gak bisa di bohongin ya.”

“Udahlah, kita pulang dulu udah mau hujan, Oliv sama Rara nunggu di mobil.” Saran Beni saat melihat tatapan sendu dari Viko.

Mereka mengangguk setuju dan pergi menuju mobil.

Satu bulan kemudian.

Sudah satu bulan berlalu dan sudah satu bulan pula lamanya Oca meninggalkan kita semua. Viko sudah hidup seperti mana biasanya walapun masih terbayang-bayang kenangannya bersama Oca.

Dan sudah satu bulan pula Claudia tertidur dalam komanya, mungkin ia sedang bermimpi Indah sehingga tidak ingin membuka matanya.

Dan jangan lupakan juga mereka masih menyelidiki kematian/ kecelakaan yang di sengaja itu, mereka belum menemukan titik terang. Saga, Dan para sahabatnya masih berusaha mengumpulkan bukti agar hukum tidak dapat di bayar dengan uang.

“Gue baru aja ketemu sama orang yang beli mobil itu, mobil yang sengaja Nabrak Oca.” Semua mata saling tatap, Beni mengeluarkan sebuah memory card yang di dapatkan di kamera dalam mobil. Beni memasukkannya ke sebuah handphone dan mencari rekaman yang di tangkap pada hari itu, walapun sudah lama berlalu tetapi semua masih tersimpan rapi di memory card itu.

Saat menemukan rekaman di tanggal dan waktu itu Beni dengan cepat menekankan video itu, Beni dan Viko hanya menyimak sedangkan Bara dan Saga Membulatkan matanya. Di dalam mobil tersebut ada dua orang satu laki-laki dan satunya perempuan Saga mengenal orang itu dan Bara juga.

“Stop Ben! Gue kenal cowok itu.” Ucap Saga menepuk bahu Beni dan Beni pun menurutinya. Beni menatap Wajah serius Saga.

“Lo kenal? Dia siapa? Gak bisa di biarin Sa gue harus cari dia dan dia harus dapet hukuman.” Viko sudah mulai geram, ia mengepalkan tangannya kuat.

“Tenang Vik, Masalah gak akan kelar kalo lo emosi.” Beni berusaha menenangkan Viko namun Viko memberontak.

“Gimana gue bisa tenang! Pembunuh cewek gue udah ada di depan mata! Dia bunuh cewek gue Ben!” Marahnya, Beni mengangguk tenang.

“Iya gue tau Vik, kalo lo emosi kita gak akan bisa nemuin dia kita harus tenang kita cari dulu orangnya.” Viko mengusap wajahnya kesal.

Berbeda dengan Beni dan Viko, Bara masih tetap terdiam mengetahui orang itu yang ada dalam mobil.

“Cowok itu mantan Oliv, barangkali Oliv tau tetang dia dan informasi tentang dia.” Viko menatap Saga antusias.

“Bagus, kalo gitu kita tanya Oliv.” Viko menjeda Ucapannya dan nampak berfikir.

“Tanya pelan-pelan, Istri lo lagi hamil takutnya nanti dia tertekan.” pinta Viko masih perduli pada kondisi Oliv. Saga mengangguk cepat dan beralih menatap Bara.

“Bar? Lo kok diem.” Bara sedikit terkejut karana tepukan Saga.

“Gue kenal Cewek itu.” Celetuknya. Semua orang menatap Bara penuh Harap. “dia.. ”









Tbc_
komenin kalo kalian suka Book ini.

COMINGGGG SOOONNNN LUVVV.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Hai luvvv! akhirnya gue update seperti biasanya gue bakal bilang makasih buat Luvvv yang udah baca dan Vote cerita YENAAAA.

Dan maaf juga kalo alur ceritanya makin gak beraturan makin gak jelas luvvv. Gue gak tau mau lanjut atau enggak tapi doakan semoga bisa lanjut yaa luvvv.

Thanks luvvv bye bye.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang