28. Kepergian sang mama

974 99 16
                                    

WARNING!
JANGAN LUPA VOTE!
MAKIN BANYAK YG VOTE GUE MAKIN SEMANGAT NGETIKNYA.
JANGAN JADI PEMBACA GAIB.
BACA ELIT.
VOTE SULIT.





HAPPY READING.


Tangisan pilu Claudia yg terduduk lemas di sebelah gundukan tanah dan terdapat batu nisan yg bertuliskan nama sang Mama. Intan, betapa mirisnya hidup Claudia, Ia merasa Tuhan tidak adil padanya terlalu banyak penderitaan yang dia dapatkan. Yang bisa Claudia lakukan saat ini hanyalah menangis dan menangis, merutuki nasibnya yang amat miris.

Bukan hanya Claudia yang merasa kehilangan, Oliv dalam pelukan Saga Ia menangis sama sedihnya dengan Claudia, bagaimana tidak, Intan sudah seperti Ibu kedua bagi Oliv, Intan sangat menyayangi Oliv seperti dia menyanyangi Claudia.

"Ma,Clau boleh susul Mama ya? Clau gak mau sendirian disini, Clau gak mau kesepian di rumah, Maafin Clau selalu biarin Mama kesepian di rumah tapi Clau gak bisa tanpa mama! Ma! Hiks mama." Tangisan Claudia semakin menjadi, Beni dengan dadanya yang sesak memeluk tubuh Claudia yang bergetar hebat.

"Shtttt, gak boleh ngomong gitu! Mama lo pasti gak suka liat lo sedih kayak gini Clau. Inget lo lagi hamil kasian juga babynya." Bisik Beni lembut, dan tangannya dengan lembut mengusap punggung Claudia.

"Mama pergi karna gue kak! Coba aja dia gak hadir! Mama gue pasti masih ada!" Claudia melepaskan pelukan Beni dengan kasar dan memukuli perutnya dengan keras, semua sahabatnya kaget dengan apa yang di lakukan oleh Claudia lebih tepatnya bingung, Mata Beni membelalak lebar dan segera menahan tangan kecil milik Claudia.

"JANGAN GILA CLAU!" Teriak Beni sampai urat-uratnya terlihat. Claudia tersentak kaget begitu pun dengan sahabatnya.

"Ben?" Saga masih bingung dengan apa yang terjadi namun dia berusaha menenangkan Beni. "Ben, ini di pemakaman, jangan emosi kayak gini." Saga menepuk Lengan Beni dan berusaha menjauhkan Beni dari Claudia, namu Beni menepis kasar tangan Saga.

"Kalo lo bunuh dia Mama lo bakal hidup lagi? Enggak Clau! Lo pikir Mama lo seneng liat lo mau bunuh janin yang ada di rahim lo? Enggak bangsat!" Beni menatap semua sahabatnya yang sangat terkejut karna kebenaran ini, Claudia hamil. Dan tetapan tajam Beni berhenti di Bara yang tidak kalah syoknya.

"Kalo bajingan itu tanggung jawab Mama lo gak akan sekaget ini dan sakit jantungnya gak akan kambuh. Anak yg lo kandung yg gak dosa apa-apa mau lo bunuh?"

"Ben lo gak becanda kan?" Mata Rara mulai berkaca-kaca, mendekati Beni dan Claudia.

"Lo pikir aja sendiri! Ini waktunya bercanda?!" Sentak Beni.

Dengan air matanya Rara menatap Claudia.
"Kenapa Clau? Kenapa lo sembunyiin ini dari kita?" Claudia yg awalnya menunduk kini mendongakkan kepalanya.

"Maksud lo,gue harus sebar aib gue? Kalo gue hamil di luar nikah? Dan gue harus kasih tau ke dunia kalo ayah dari anak ini tanggung jawab cuma karna kasian? Dan gue harus liat kalian kasian sama gue? Gitu Ra?" Claudia mengusap air matanya kasar.

"Kasian? Lo pikir kita perduli sama lo karna kasian?" Rara berucap tidak percaya. "Selama ini lo anggap kita cuma kasian?" Rara tersenyum miris.

"Lo udah tau tapi kenapa diem Ben!" marah Rara menatap Beni dengan mata basah. Hati Beni terasa tercabik melihat tetap sedih Rara.

"Gue cuma megang janji gue, kalo gue gak akan kasi tau kalian, tapi anak itu butuh Seorang ayah jadi kali ini gue gak bisa diem lagi." Beni menatap Claudia. "Clau maaf, gue mohon kali ini jangan ikuti ego lo."

"Guys mending kita balik dulu, gak enak ribut di depan makam mama intan." Viko dan Oca yang sedari tadi diam akhirnya mengangguk setuju dengan perkataan Saga.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Onde as histórias ganham vida. Descobre agora