Epilog 2

850 55 8
                                    

EPILOG 2
Suka gak suka gue bakal tetep lanjut serah Lo pada mau bilang apa!



























HAPPY READING NGAB!




































Seorang anak perempuan sekiranya Berusia 5 tahun dengan sengaja mendorong satu anak perempuan lagi dari balkon rumahnya yang lumayan tinggi anak yang di dorong mengalami luka yang cukup parah di bagian kepalanya.

“Kamu udah rebut mama, papa aku jadi kamu harus mati.” Tanpa Rasa bersalah sedikitpun gadis kecil itu menatap adiknya yang sudah tidak sadarkan diri. Sikopet sejak dini.

“Aaaaaaa.” Teriak seorang wanita  saat melihat tubuh putrinya berlumuran darah. “Claudia! Sayang!” Tanpa sadar Satu anaknya lagi menatapnya kesal dari atas balkon, walaupun sudah hampir mati tapi Mamanya masih sayang pada adiknya. Tanpa lama lagi mamanya langsung berlari ke arah mobil dan membawa Claudia ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit dengan langkah besar Mamanya mengendong Claudia yang masih berusia 4 tahun, tubuhnya sudah lemas darahnya dimana-mana.

“DOKTER! TOLONG ANAK SAYA!”

“Baik buk sebelah sini.”


***

"Benturan di kepala anak ibu sangat serius sehingga menyebabkan anak ibu amnesia permanen. Dia tidak akan mengingat apapun setelah sadar dari kritisnya.”

mamanya menangis histeris, ia harap ini mimpi namun bukan, ini adalah kenyataan. Anaknya amnesia dan tidak akan mengenali ibunya sendiri.

“Sabar sayang.” Edo berusaha menenangkan istrinya.

“Gimana aku bisa tenang! Anak kita hilang ingatan! Dia gak bakal inget kalo aku ibunya!”

“Aku rasa Rara udah gila! Dia tega dorong adiknya dari ketinggian!” Edo membulatkan matanya.

“Kamu jangan nuduh sembarangan, mereka cuma anak kecil bisa jadi saat main terpeleset!” Edo membela Rara.

“Aku Liat pakek mata kepala ku sendiri! Ini bukan pertama kalinya Rara menyakiti Claudia! Pokonya setelah Claudia siuman aku bakal bawa dia pergi sama aku.”

Setelah kejadian ini semakin dewasa hati Rara di penuhi dengan dendam Apalagi setelah papanya Membencinya karna Mamanya pergi membawa Claudia.

Hari sebelum mama Claudia meninggal.

Tanpa sopan santun Rara memasuki rumah Claudia, sepi hanya ada mamanya seorang diri. Memang mereka sudah berteman lama namun Rara tidak pernah ke rumah Claudia sekali pun hal ini sudah di rencanakan Oleh Rara dengan matang.

Tubuh Intan membeku melihat Sosok yang ada di depan matanya, seorang gadis dengan tatapan mata licik masih terbayang di kepalanya.

“Hai ma? Ternyata mama masih inget aku?” Rara menatap intan dengan tatapan jengkel.

“Gak sia-sia Rara siapin rencana ini ma. Claudia masih gak inget apa-apa ya? Pantesan hidupnya tenang."

"Aku berhasil masuk ke dalam hidup Claudia." Rara terkekeh saat melihat Intan hanya terdiam dengan nafas yang mulai tidak teratur.

"Ckck. Mama udah sakit-sakitan ya? Aku gak yakin mama bakal bertahan atau enggak denger kabar anak kesayangan mama."

"Mau apa kamu?" Intan akhirnya membuka suaranya.

"Rara kangen mama. Mama gak kangen Rara ya? Oh ya ma Rara mau jelasin sesuatu dulu sebelum mama pergi selamanya.” Dengan jahatnya Rara berkata.

"Saat itu aku dorong Claudia karna aku iri! Aku iri kasih sayang mama dan papa semuanya di berikan ke Claudia, mama dan papa lupa kalo kalian punya Rara! Semenjak Claudia lahir mama dan papa lupa sama Rara.” Akhirnya Rara mengeluarkan isi hatinya.

"Kamu salah paham! papa dan mama sudah mencintai kalian sama.”

"Enggak! Rara gak merasa di cintai sama sekali di keluarga ini ma! Sekarang udah terlambat!"

“Mama belum tau kan? Kalo anak kesayangan mama Itu sekarang Hamil! Dan dia gak tau siapa bapak dari anaknya.” Mendengar itu nafas intan tercekat dadanya sakit, penyakit jantungnya kambuh rasa sakitnya amat sakit. Rara tersenyum licik melihat kondisi intan yang sudah tidak bisa bernafas dengan benar.

“Malang banget ya nasib Mama, di bohongin sama anak kesayangan kalo aja Mama sama papa sayang sama Rara, Rara gak akan kayak gini!” Rara menatap jam tangannya dan terkekeh.

“Bentar lagi mama di jemput, Rara pergi ya ma Rara harus pura-pura sedih denger kabar kematian Mamanya Claudia sahabat Rara.” Tangan Rara di tahan Oleh intan.

“M.. maafkan M...mama.” Dengan jahatnya Rara menepis tangan Intan.

“Enggak ada gunanya maaf Mama sekarang!” Lalu Rara pergi meninggalkan Intan yang sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

Rara memendam Rasa bencinya sejak ia masih kecil, Ia seperti ini karna kedua orang tuanya tapi mereka tetaplah orang Tuanya bukan? Masuk neraka sih fiks.































Tbc_






























Lanjut epilog 3?
Tunggu gue mood.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Where stories live. Discover now