MW|12✔️

178 145 46
                                    

Sudah direvisi ✔️

Happy Reading!

Malam sedang menemani semua makhluk saat ini, bulan yang bersinar terang dan menampakkan diri sepenuhnya dengan cantik membuat pecinta langit malam terharu dengan kecantikan yang dimilikinya. Bintang-bintang bertebaran di atas sana. Namun, di udara juga banyak pengendara dan berbagai kendaraan terbang.

Kelima manusia yang menemani kita dari awal sedang duduk berhadapan di sebuah apartemen milik Sagara yang sudah terlihat seperti basecamp saat ini.

"Jadi? Mau ngapain dulu?" Tanya Fannan

"Kita mau ngomongin masalah terbaru dulu, takut nanti lupa," jawab Zura.

Sagara mengernyitkan dahinya, "Masalah apa lagi anying, dikit-dikit masalah, setan," ucapnya yang terlihat frustasi.

Fannan dan Zale terkekeh mendengar hal itu, lain dengan Azura yang mendengus malas melihat kelakuan sepupunya itu.

"Ada dua mesin waktu yang gagal, anak 11 IPS Winter yang ngalamin," ujar Zura.

Hal itu sontak membuat ketiga lelaki tersebut tercengang hingga melotot. "Yang bener aja anjir, bukannya kata orang-orang mesin waktu fine-fine aja ya?" Ujar lelaki bermata sipit dengan raut tak percaya.

"Kita mah ga bohong, orang Zezel yang denger langsung dari circle-nya Lunixa. Tadi juga di kantin ada yang ngomongin tentang itu," ujarnya berusaha meyakinkan para lelaki itu.

"Lo berempat punya aplikasi itu kan? Milih copot apa waspada?" Tanya Sagara kepada mereka.

"Hah, eh, anu. Gimana ya Sag, sayang duit gue anjir kalo di copot, balik cuma 10 persen doang nanti duitnya, ogah," jawab Fannan yang sudah menimbang-nimbang hal ini sejak awal.

"Gue punya sesuatu yang harus di kunjungi jadi gak mungkin gue copot." Jawab Galaxy dengan tatapan mata yang rumit.

Seperti ada sesuatu di dalam netra gelap miliknya, hanya orang peka yang akan menyadari sesuatu itu.

Zale dan Azura hanya membalas dengan gelengan singkat dan membuat Sagara mengangguk paham.

"Emang kenapa pada gak mau copot?" Tanya Sagara kembali.

"Ada tujuan dan alasan masing-masing mungkin." Ucap Zale menjawab.

***

"Okay, tujuan utama kita ngumpul bukan buat bahas yang tadi doang kan?" Tanya Galaxy. Dan hal itu membuat Zale segera teringat dengan tujuan utama mereka mengadakan pertemuan kali ini.

"Waktu itu Eysie dapet mimpi dari Nebulla lagi, dia bilang kalo kita perlu terbuka satu sama lain, apapun rahasianya harus terbuka supaya misi kita lancar nantinya," ucap Zale memberi tahu.

"Juga kita mau ngasih tau tentang buku misterius itu, sempet dibuka dua halaman dan halaman satunya bener bener asing rasanya," lanjutnya yang di balas anggukan oleh semuanya.

"Okay, jadi mau bahas yang buku apa mimpi dulu?" Tanya Galaxy. Azura dengan segera menjawab, "Buku dulu, kalo yang mimpi nanti terakhiran aja, gue yakin makan waktu." Jawabnya dengan jelas.

Ketiga lelaki itu yang mendengar kata memakan waktu mulai heran, hanya mimpi yang dibahas mengapa harus memakan waktu?

Bukankah seseorang jika bermimpi hanya terasa seperti 5 menit? Ada apa sebenarnya? Begitulah pemikiran yang ada di otak unyu mereka.

"Emang ada lanjutan dari buku itu?" Tanya Sagara.

Zura mengangguk singkat, "Ada, kemaren gue sempet ngebuka dua halaman, nih baca sendiri." Ucapnya seraya menyodorkan sebuah buku.

Mesin Waktu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang