MW|24✔️

145 128 38
                                    

Sudah direvisi ✔️

HARSH WORDS ️⚠️

Happy Reading!

"Ibun..." Lirih Galaxy dengan air mata yang masih mengalir.

***

Ia masih mengingat jelas rupa ibundanya walaupun sudah tak bertemu selama 11 tahun lamanya.

Melihat sosok pemuda yang menangis seraya mengucapkan kata "Ibun." Membuat wanita itu menatap heran sekaligus merasakan sesuatu pada dadanya. "Maaf, kalian siapa?" Tanya wanita itu membuka suara.

Yang awalnya mereka berbaris, kini sudah berjejeran dan kedua orang yang berada di barisan belakang tadi merasa terkejut. "Kami-"

"Ibun! Ini Gala bun!" Jerit pemuda itu menyela perkataan Ivy.

Wanita itu terkejut mendengar penuturan pemuda tampan tersebut. Ia merasa gugup setelah mendengar nama yang di akui oleh pemuda itu. "Ga- Gala siapa ya?" Balas wanita itu dengan nada gugupnya.

Air mata yang mengalir semakin deras, Galaxy merasakan kebahagiaan dan sakit pada hatinya di waktu yang bersamaan. "Ini Gala anak ibun sama ayah. Ibun lupa...?" Ujar Galaxy dengan lirih.

Mereka berempat kini merasakan suhu ruangan berubah, mereka hanya terdiam mencerna semuanya. Siapa yang menyangka bahwa sahabat mereka akan menemukan sosok ibunya secepat ini? Galaxy hendak maju untuk memeluk ibunya tetapi tak jadi karena mendengar jeritan remaja perempuan.

"Bibi, aku pulang!" Jerit remaja perempuan yang berlarian menuju dapur. Saat perempuan itu sampai di dapur ia memekik kencang dan membuat semuanya terkejut kembali.

"Akh!" Pekik mereka berlima kecuali Galaxy dan ibunya.

"Dona! Jangan kebiasaan teriak-teriak!" Ucap wanita itu memarahi remaja tersebut yang bernama Dona.

"Maaf bi... Ini siapa?" Ujar Dona seraya menunjuk keberadaan para manusia berparas sempurna itu.

Wanita itu mengendikkan bahunya, "Lebih baik duduk dulu, bicarakan pelan-pelan. Saya masih tak mengerti siapa kalian." Usulnya lalu duduk di kursi yang ada.

Lalu di susul dengan mereka termasuk Galaxy yang tadi sempat mematung karena teriakan Dona.

"Jadi, kita mulai. Kalian masuk ke rumah ini kapan dan dari mana?" Tanya wanita itu memulai pembicaraan.

Salah satu pemuda dari mereka menghela napas lelah. "Itu gak penting, belakangan aja bu. Saya mau tanya, nama ibu itu Namie Andhira bukan?" Itu suara Fannan. Diantara mereka berempat yang menjabat sebagai teman dari Galaxy hanya lelaki yang di duga setengah darah Korea itu yang mengetahui nama ibu dari Galaxy.

Dapat dilihat bahwa wanita itu cukup terkejut hingga membelalakkan matanya dan menutup mulutnya dengan satu tangan.

Wanita itu menarik napas panjang lalu. "Dona, kamu keluar dulu, kalau bisa pergilah bermain dengan temanmu di lapangan desa." Ucapnya mengusir halus remaja perempuan itu.

Dona yang mendapat pengusiran tersebut pun menurutinya dan bergegas keluar, disusul oleh wanita tadi. Tetapi wanita itu hanya mengantar sampai pintu depan dan segera menguncinya.

Ia kembali ke dapur untuk menemui kelima manusia dengan paras mengagumkan tadi.

"Benar, saya Namie Andhira. Tau dari mana?" Tanyanya seraya menjatuhkan bokongnya ke kursi kayu itu.

"Istrinya om Nemuel?" Alih-alih menjawab, Fannan malah kembali bertanya.

Kini Namie malah terdiam setelah mendengar nama yang sudah lama hilang di ingatannya. Tetapi saat pemuda itu menyebutkan nama suaminya membuat memori-memori yang terkubur bangkit kembali.

Mesin Waktu [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora