MW|37✔️

133 82 152
                                    

Sebelumnya ku kasih tau dulu...
Ini chapter cukup panjang dari yang biasanya guys!

Jangan bosen bosen ya😔
Pegel tanganku nulis setengah chapter ini hiks.

Lagi, aku minta tolong banget sama kalian semua buat vote setiap part yang aku up. Sedikit lagi cerita ini bakal hilang dari pikiran dan keseharian kalian.

Aku cuma mau bikin kenangan indah untuk cerita pertamaku, makanya aku selalu kasih target 20 vote atau gak akan lanjut...😀



Happy Reading!

Ruangan ini normal, hanya saja berubah menjadi sedikit aneh. Atmosfir di ruangan ini seketika berubah lebih dingin dan mencekam.

Entah mengapa tenggorokan mereka terasa kelu hanya untuk mengeluarkan napas saja. Tak ada yang tahu apa penyebab suasana menjadi seperti ini.

Sampai ada satu sosok yang mengangkat suaranya.

"Tapi ingat, harus selalu memperhatikan tiap langkahnya. Ini bukan hal sepele, semua terpasang dengan rapi dan tak terlihat,"

"Di sana sudah tak pernah tersentuh oleh kami selama jutaan menit, jadi kami tak bisa menjamin seratus persen untuk keselamatan. Mungkin ada banyak yang berubah dari itu dan kami mungkin tak tahu. Jadi, tetap ingat perkataan pertamaku," ucap sosok itu lagi dengan tatapan tajamnya.

"Terus kami bakal aman kalau tak ada jaminannya seperti ini?" Tanya sosok lelaki dengan tatapan mengintimidasinya.

Sosok pertama itu menghela napas berat, "Kalau ragu kau bisa menetap disini. Selamanya,"

Beberapa orang mendengar itu membuat tenggorokan mereka tercekat. Jawaban itu lebih terdengar seperti ancaman sekaligus ejekan.

"Huh, ya sudah lah!" Putus lelaki itu dengan tak rela.

***

Fannan, Azura, dan Galaxy tengah tertidur saat ini. Tidak dengan Zale dan Nebulla, kedua perempuan itu tetap berjaga. Kini mereka tengah melakukan perjalanan menuju titik pusat dimana teknologi ruwet berada.

Berada di dalam pesawat kelas menengah yang damai ini membuat mereka terasa nyaman. Tunggu, uang dari mana mereka ini? Mengapa bisa menaiki pesawat berkelas ini?

Jawabannya adalah, itu uang mereka berempat yang selalu tersimpan di dalam dompetnya. Dompet yang hampir saja terlupakan dan terasingkan oleh kehidupan mereka.

Beruntung, kabin yang mereka tempati sangat sepi, hanya ada mereka. Jadi, hal ini dapat membuat mereka yang berjaga dengan leluasa melakukan diskusi kecil.

Kelas bisnis di tahun ini setara dengan kelas eksekutif di abad sebelumnya. Ah atau malah lebih di atas itu?

Galaxy dan Fannan tertidur pada kasur mereka masing-masing. Lalu Azura, ia tertidur di sebelah posisi Zale duduk.

"Jadi kemungkinan perubahan penempatan jebakan itu pasti ada?" Tanya Zale seraya memandangi langit yang sangat tinggi. Lebih tinggi dari lalu lintas langit yang biasanya.

"Ya, terlebih sejak saat dulu tempat itu telah diberikan penjagaan manusia. Besar kemungkinannya untuk pertanyaan mu." Jawab Nebulla yang sedang memikirkan teman-temannya.

Mesin Waktu [TAMAT]Where stories live. Discover now