MW|13✔️

162 138 42
                                    

Sudah direvisi ✔️

Happy Reading!

"Oke, dulu waktu gue masih umur 7 tahun orang tua gue sempet tengkar, gue gak inget jelas mereka berantem karena apa soalnya pas itu baru umur 7 dan otak gue kosong disitu. Tapi yang pasti gue sempet denger ada kalimat 'Balik aja lo ke habitat lo, biar Galaxy gue yang urus, gue heran kenapa bisa nikahin cewe kaya lo!' Kaya gitu dari bokap gue," ucapnya yang di jeda sebentar.

"Gue bingung, maksudnya balik ke habitat itu apa. Ada dua jam ortu gue cekcok bahkan gue denger suara gaduh tapi bukan perkataan, ya mungkin mereka lempar-lemparan sesuatu?" Lanjutnya seraya terkekeh miris.

"Dan nyokap gue milih pergi buat nenangin diri, itu yang gue denger pas gue ngebuntutin nyokap ke kamar. Terus pas ketemu bokap gue keliatan banget kalo dia masih emosi dan gak mikir apapun tentang nyokap. Ada sekitar 10 menit setelah nyokap pergi tanpa sepengetahuan gue yang aslinya cuma pura-pura gak tau,"

"Om sama tante gue dateng dengan muka yang panik, dia bilang kalo mereka pas lagi perjalanan kesini sempet liat nyokap gue di culik sama orang-orang badan gede, mungkin mirip sama yang kejadian kakaknya Zura," ujarnya dengan suara yang perlahan semakin lirih.

Ia tak sadar bahwa air matanya sudah menghujani pipinya sedari tadi, bahkan tangan Fannan sudah mengelus punggung Galaxy tanpa disadarinya.

"Sampai sekarang gue sama bokap gak tau nyokap gue dibawa kemana, karena mereka hilang tanpa jejak." Putusnya seraya mengusap air mata yang terus mengalir.

Azura yang memang dasarnya memiliki rasa simpati yang besar sudah ikut menangis sejak satu menit lalu.

Ia membayangkan rasanya hidup tanpa figur ibu, bagaimana ia bisa bertahan sampai saat ini? Apakah kakaknya juga merasakan sakit yang sama seperti Galaxy?

Terlebih anak laki-laki, pastinya mereka sangat amat butuh pendidikan dan kasih sayang melimpah dari sosok ibu.

Selama ini Azura hidup dikelilingi oleh kasih sayang yang melimpah, ia tak pernah tau bahwa ada banyak orang yang tak memiliki nasib sepertinya.

Bahkan Galaxy belum memeluk ataupun memberikan kalimat perpisahan saat itu karena posisinya Galaxy sedang berpura-pura.

"Kok aneh ya? Om lo liat kalo nyokap lo di culik sama orang asing, tapi kenapa mereka gak nolongin? Setidaknya bantu teriak gitu?" Tanya Zale yang sedari tadi menyimak cerita temannya.

Gala menghembuskan napas panjang. "Gue juga gak tau Zale, semuanya masih teka-teki. Mau nyari sekuat apapun juga susah, bokap gue bukan konglo kaya bokap lo semua," jawabnya.

"Bokap gue juga gak tau konglo apa bukan..." Gumam Fannan yang hanya terdengar seperti cicitan oleh Galaxy yang duduk tepat disampingnya.

Sadar akan kondisi dan waktu, akhirnya Galaxy mempersilahkan yang lain untuk bercerita.

"Udah lanjut aja, urusan nyokap gue gampang," ujarnya dengan suara yang parau.

Sagara segera bertanya, "Siapa lagi nih? Penasaran gue sama cerita lo semua, hehe," ucapnya seraya tertawa canggung.

"Gue aja," ujar Fannan mendahului Zale.

Galaxy menoleh saat Fannan dengan lantangnya mengatakan hal itu. "Lo gak papa Man?" Tanya Gala yang dibalas anggukan ragu oleh Fannan.

Dengan segera Galaxy menepuk jantan bahu Fannan guna menyalurkan energi untuk sahabatnya.

***

"Gue sebenernya anak angkat keluarga Paramudya," ujarnya dengan raut wajah lesu tetapi memaksakan untuk tetap tersenyum.

Azura terkejut tentunya, tetapi ia bersyukur karena selama ini tak pernah mencemooh Fannan dengan menyinggung orang tua.

Mesin Waktu [TAMAT]Where stories live. Discover now