43 ALINGGA

10.3K 942 89
                                    


Jangan lupa follow ig authornya, karena beberapa hari sebelum di update pasti dapat bocoran part disana😅
Instagram: Humayyaira_14


"Kenapa hp gue galerinya isi foto lo semua sih? Ini juga naik sepeda aja lo rekam," tanya Alingga curiga.

Lyana menyengir lucu. "Di hp gue juga banyak foto lo, biarin lah. Biar kalau nanti kita dewasa terus sibuk masing-masing ada kenangannya."

"Tapi awas aja ya kalau lo ngerekam gue pas mandi atau ganti baju-"

"Telat! Udah gue rekam wlee!!"

"LYANAAAAAAA!!"

Lyana tertawa pelan mengingat alasan saat Alingga mulai memusuhinya, kenangan sederhana itu masih membekas di kepalanya. Seperti rekaman vidio yang terus berputar, tanpa ujung, tanpa bisa di kendalikan hingga akhirnya terbesit sebuah pertanyaan. Apakah nanti bisa di ulang?

Tidak bisa Lyana pungkiri, tepat setelah kemarin ia meninggalkan Alingga sendirian di dalam kelas, saat itu pula ia tidak bisa melepaskan pikirannya dari Alingga. Tidak perduli seberapa keras ia membuat dirinya membenci laki-laki itu, maka Alingga akan kembali memenuhi isi kepalanya dan membuatnya merasa kehilangan.

Hanya wangi minyak telon khas laki-laki itu yang sekarang ia ingat, cengiran nakalnya, rengekan seperti anak kecil ketika meminta susu strawberry dan ketika bagaimana laki-laki itu menangis menahannya untuk menetap tanpa sedikitpun Lyana perdulikan.

Perempuan itu berjalan mendekat ke sebuah rumah, menunggu di depan pagar sampai seorang gadis dengan rambut gerai menghampirinya.

"Cia mau pergi jenguk papanya Lingga, Lyana ada perlu apa sama Cia?" Tanya gadis itu dengan lugu.

Lyana melangkah mendekat, memberikan paper bag kecil pada Ciara lalu tersenyum tipis. "Titip buat Lingga, kata bi Meli dia jagain papanya di rumah sakit, Lingga nggak akan bisa tidur kalau gak pakai minyak telon."

"Ini isinya minyak telon?"

"Iya, sama susu."

"Oh, yaudah nanti Cia kasih ke Lingga."

Lyana terdiam sebentar, menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar. "Jangan bilang dari gue."

"Hm, kenapa?" Tanya Ciara, bingung.

"Kita lagi berantem."

"Oke, cepat baikan ya, papa Oo bilang nggak boleh musuhan lebih dari 3 hari nanti dosa," Ciara tersenyum lebar. "Cia pergi dulu ya, dadah!"

Setelah melihat Ciara pergi kearah sebuah mobil, Lyana memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. Masih berdiri menatap kepergian mobil yang di tumpangi Ciara.

Lyana menunduk menatap lekat sepatu coklatnya, lalu ia terkekeh pelan dan tiba-tiba saja berjongkok kemudian terisak.

Tidak peduli bagaimana hubungannya dengan Alingga. Bahwa kenyataanya, Lyana tetap mengkhawatirkan laki-laki itu.

"Jangan demam lagi ya, Ga."

***

Setelah hampir satu jam menjenguk Papa Alingga dan membiarkan Papanya sendiri mengobrol dengan pria itu, Ciara akhirnya berbisik untuk meminta pulang. Dia sudah mengantuk dan tidak mau lagi menunggu Papanya mengobrol bisnis dengan Papa Alingga yang sama sekali tidak ia pahami.

Maka sekarang ia berjalan pelan berdampingan dengan Alingga, menunggu Papanya di luar yang katanya akan mengobrol sedikiiiiiiit lagi, walaupun Ciara sendiri tidak percaya kalau itu benar-benar akan sedikit.

"Oh iya, Cia hampir lupa tau!" Gadis itu tersenyum lucu, langkahnya terhenti di depan ruang inap papa Alingga. Ciara menyerahkan paper bag yang sedari tadi ia pegang erat sampai gadis itu akan pulang pulang dan baru ingat kalau itu untuk Alingga. "Buat Lingga."

ALINGGA (Completed)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant