5. Rahasia atau Nyawa?

914 120 14
                                    

Happy Reading

25 Desember 2022.

Setelah semua pembahasan telah selesai mereka pun segera keluar dari dalam basecamp untuk segera naik ke gunung Lawu. Dengan perasaan yang masih was-was Anei terlihat sangat gelisah perihal tadi sedangakan Bian, lelaki itu sepertinya berusaha untuk tetap biasa saja di saat hal creepy saja sudah mulai mendatanginya. Apa ia akan mati lebih awal?

"Minum dulu kak." Hanin memberikan sebotol air mineral, dan tidak lama ia langsung meneguk nya sehingga tersisa setengahnya.

"Lo yakin tadi gak liat Dinda di sana?" tanya Anei kembali, sudah berapa kali Keylara mengatakan bahwa dia tidak melihat Dinda sama sekali di saat dia saja tahu Dinda itu berada di dalam basecamp. Anei tetap menganggap apa yang Keylara katakan adalah keliru.

"Kak, Dinda ada sama kita di dalam basecamp bahkan sebelum gue manggil kalian berdua juga gue jelas lagi ngobrol sama Dinda setelahnya gue di suruh ka Arkha buat manggil kalian." Keylara mencoba meyakinkan Anei supaya percaya dengan apa yang ia katakan barusan.

Sebagai Leader Anta merasa sangat tidak nyaman mendengar hal ini. Anta seharusnya bertindak namun apa boleh buat di saat Anei dan Bian saja tidak mempermasalahkan itu dan melarangnya untuk tidak berbuat apa-apa. Mereka memilih untuk merahasiakan apa yang baru saja terjadi kepada pak kuncen, untuk tetap memperlancar perjalanan mereka menuju gunung Lawu. Padahal Kafka sudah tegas akan memberitahukan semua yang terjadi kepada pak Kuncen tapi Bian mencegah. Bian rasa ini bukan apa-apa, ia rasa makhluk di sini hanya ingin bercanda dan menggoda mereka agar tidak jadi naik ke puncak.

Dari semua kepanikan ada Dinda yang lebih-lebih panik, di saat semuanya sudah jelas bahwa makhluk itu menyerupai dirinya. Itu tandanya sesuatu akan terjadi, entah pada dirinya bahkan orang lain.

"Semuanya pasti bakal baik-baik aja." ucap Sara sembari mengelus pundak kecil milik Dinda. Dinda menoleh lalu mengangguk.

"Semuanya fokus lagi, kita bakal tetap ngelanjutin perjalanan ini. Hambatan itu cuma godaan kita supaya gak naik, kita tetap fokus sama tujuan, hiraukan apapun yang mengganggu." selain Leader 1 ada Arkha yang bertugas sebagai Leader 2 untuk membantu Anta mengatur member.

Walaupun sebenernya ada beberapa kejanggalan di dalam hati masing-masing mereka tetap akan naik. Mau bagaimanapun mereka sudah mempersiapkan ini sedari lama dan sudah mempersiapkan ini dengan sangat matang, sia-sia sekali jika harus di batalkan.

Semuanya mengangguk dengan apa yang baru saja Arkha instruksikan. "Selama kita gak ngelanggar pantangan semuanya bakal baik-baik aja." tegas Dipta mencoba meyakinkan kembali hati teman-temanya.

Supaya tidak menghabiskan waktu dengan sia-sia Anta segera mengiringi membernya itu menuju rute jalan yang sudah di arahkan oleh penjaga di sana.

"Boleh di check kembali bila ada barang yang tertinggal, kami memberikan waktu beberapa menit lagi." ucap pegawai itu.

"Sepertinya sudah lengkap pak, kami berangkat sekarang." seru Anta membuat pegawai itu menoleh lantas mengangguk.

"Pak saya boleh titip kunci mobil di sini kan? Bapak kenal tentara yang bernama Windu Sanjaya bukan? ini kunci mobil milik beliau, jika orangnya ke sini boleh di berikan kunci mobilnya." ucap Astrid sembari memberikan kuncil mobilnya.

Pegawai itu sudah tau betul siapa itu Windu Sanjaya, jelas pegawai itu akan menerimanya. "Baik." singkat pegawai itu.

Dengan barisan yang sudah di tentukan mereka pun mulai menaiki gunung menuju pos 1 yang di perkiraan akan menghabiskan waktu sebanyak 1,5 jam.

"Ya Allah dengan izin dari mu saya mengawali semua ini dengan ucapan bismilah, bismilah yang bisa membawa saya pulang. Biarkan saya dan teman-teman saya pulang dengan selamat sehingga saya masih sanggup mengucapakan kalimat alhamdulillah ketika sudah sampai di tempat ini seperti sekarang." batin Hanin mencoba meyakinkan kepada Tuhannya untuk tetap menjaganya sampai dia bisa kembali pulang dan menginjakkan kaki di sini lagi.

MAHASURA [END]Where stories live. Discover now