26. Secara Tragis

656 108 21
                                    

Happy Reading

Disaat kata 'jerih payah' tidak lagi berlaku bagi mereka yang berniat mencari satu persatu temannya yang hilang, kini tanpa harapan yang benar-benar kuat seseorang datang dengan sendirinya. Entah harus senang atau sedih, jika di depan sana ada Astrid lalu di mana Arlan sekarang.

Berjalan tanpa alas kaki, terseok-seok tanpa tenaga dengan keadaan yang sudah sangat prihatin. Bagian tangannya benar-benar menarik perhatian semua, karena di sana terdapat luka yang masih baru. Bahkan dengan tangan kosong, seolah datang dari dunia lain, Astrid benar-benar beda. Mata yang sudah benar-benar sembab dengan tatapan sayu nya. Keadaan sudah cukup jelas untuk memperlihatkan apa yang sudah terjadi tanpa harus meminta penjelasan ada apa dengan dirinya sekarang.

Anta beranjak dari duduknya lalu dengan cepat berlari menghampiri perempuan yang sudah di titipkan kepada dirinya akan keselamatannya.

"Astrid lo kenapa?!" tidak perlu di jelaskan lagi sepanik apakah Ananta sekarang, melihat temannya sendiri sudah seperti ini.

Dalam hitungan detik tanpa menjawab sedikit pun tubuh itu kehilangan keseimbangan sampai menyebabkan Astrid pingsan saat itu juga. Untung saja Anta sudah mendekat, dengan sigap dirinya berhasil menahan tubuh itu sebelum benar-benar terjatuh.

Dengan cepat Anta menggendong tubuh itu dan di bawanya ke hadapan teman-temannya.

"Nin pakai sleeping bag gue aja, tolong keluarin!" ucap Anta yang masih berjalan gontai penuh kekhawatiran.

Hanin yang di beri instruksi dengan cepat mencari sleeping bag yang Anta maksud. Setelah itu tubuh Astrid di baringkan di sleeping bag milik Anta.

Setelah itu dengan cekatan nya Hanin segera membawa minyak kayu putih untuk di oleskan di area hidung Astrid agar anak itu bisa bangun. Setelah itu Hanin segera mengechek luka yang ada di pergelangan tangan Astrid.

"Bang ini luka bekas gigitan, dalem banget." ucap Hanin yang mengarahkan headlamp nya ke tangan yang sudah penuh luka itu.

"Gue ada perban." timpal Arkha yang dengan segera beranjak dari jongkoknya lalu membawa daypack nya.

"Tolong lakuin sesuatu." pinta Anta penuh permohonan.

"Biar gue yang perban, lo fokus bangunin dia Nin." pintu Bian yang dengan sigap juga menerima perban yang Arkha berikan pada dirinya.

Setelah mendapat permintaan itu Hanin mencoba membangunkan Astrid yang ada dalam bawah sadarnya. "Astrid bangun."

Sudah di bangunkan dengan cara apapun, Astrid tetap menutup matanya, enggan membuka.

"Ini bukan gigitan binatang, tapi gigitan manusia, udah kelihatan dari bentuknya." ucap Bian yang fokus mengobati luka dalam itu.

Yang lain hanya termenung tidak menyangka jika bisa di pertemukan dengan 1 anggota yang hilang.

Beberapa menit kemudian mata itu mengerjab perlahan. Bukan bangun namun Astrid kini mengigau.

"Ar jangan tinggalin gue Ar..." lirih Astrid sambil geleng-geleng pelan, tidak lama dari itu Astrid menangis. Namun, ia tidak sadar.

"Astrid sadar, bangun Strid!" seru Anta sambil menepuk-nepuk pipi itu.

"Bang Arlan di mana anjir." ucap Dean penuh gelisah, jujur saja dari yang lainnya memang Dean yang sering di manjakan oleh Arlan. Sampai-sampai Dean bisa senyaman itu ada di dekat Arlan.

"ARLAN!" Astrid terbangun dan terperanjak, hampir saja berdiri dan berlari untung saja ada Anta dan juga Bian yang menahan.

"Astrid sadar! lo kenapa?!"

MAHASURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang