18. Memori Kenangan Tentang Hujan

728 113 33
                                    

Happy Reading

Puter musik "Bohongi Hati." Vibes nya ngena banget...

Flashback on...

Hari di mana hujan mengguyur hebat kota metropolitan, menumpahkan semua beban yang telah ia tahan mati-matian untuk tidak turun. Hari itu juga Mapala Trisakti sama-sama tidak ada kelas apapun, bahkan kegiatan. Mereka hanya berkumpul bersama, menciptakan kehangatan yang memang sering mereka lakukan.

"Bi buat mie dong." ucap Arlan sembari rebahan di pantat Kafka yang sedang tertidur, yang memang posisinya tengkurap.

"Punya kaki sama tangan kan, masak sendiri." jawab Bian yang memang sedang bermain hp, entah apa yang sedang ia lihat, Bian terlihat sangat anteng.

"Katanya sesama manusia itu harus saling membantu, nanti dapat pahala." ucap Arlan yang perlahan mulai terbangun dari tidurnya.

"Dari kapan lo jadi manusia?" Sungguh sangat nyes ke ulu hati, bagaimana tidak, Bian ini sangat jahat orangnya.

"Anjir tega banget lo jadi temen, mati duluan tau rasa lo Bi, masuk neraka lo bilang kaya gitu." bercanda Arlan, sang empu hanya terdiam tidak perduli. Jika memang Bian sudah seharusnya masuk neraka, masuk lah, amal ibadah nya kok.

"Kha mau kemana?" tanya Hanin melihat Arkha yang sepertinya akan membuka pintu utama.

"Mau cari angin, laper." ucap singkat Arkha yang memang posisinya menoleh pada Hanin.

"Udah tau hujan dingin, ngapain cari angin." ucap Arlan yang pastinya membuat perut Arkha mules seketika, entahlah godaannya memang seperti itu.

"Terserah gue, suka-suka gue, hidup gue."

"Tumben ngomong panjang." timpal Anei membuat Inka terkekeh.

"Ikut ya Kha." ucap Hanin memotong percakapan teman-temannya.

"Terserah."

Hanin yang kegirangan lantas berdiri dan berlari menyusul Arkha. Dinda, Dean, dan Keylara anak-anak yang hobi jajan pun mengintil dari belakang untuk mengikuti kedua tingkatnya itu. "Lo bertiga mau kemana, jangan ganggu." Dipta yang sedang tiduran di sofa mengomentari ketiga adik tingkatnya itu.

"Bodo amat!" serentak ketiganya lalu berlari keluar karena takut tertinggal oleh Hanin dan Arkha.

"Anjir pengen gue makan aja deh mereka bertiga, ngeselin banget sumpah." ucap Dipta sambil mengelus-elus dadanya.

"Orang kanibal kamu kaya gitu Sayang?" tanya Inka menimpali.

🌬🌬🌬

Walaupun tidak ada kelas sama sekali hanya Sara lah yang selalu rajin belajar tanpa henti, untuk meraih masa depan yang tidak cuma-cuma. Di mana dia sekarang? Iyap di perpustakaan. Sara rasa perpustakaan sudah menjadi tempat terbaik untuk belajar, selain yang lainnya tidak berbicara, nyaman juga menjadi alasannya. Mengapa Sara tidak belajar di ruang sekretariat saja? Karena bukannya fokus, otaknya akan semakin panas mendengar kericuhan teman-temannya, apalagi manusia-manusia seperti, Arlan dkk.

Arlan dkk = Dinda, Kafka, Keylara, dan Dean.

Tidak aneh jika tingkat level keusilannya sebelas duabelas dengan Arlan, Arlan memang gurunya.

MAHASURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang