2. Rutinitas Malam Jovan

2K 237 16
                                    

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____

Setelah Jovan tiba-tiba datang bertamu di pagi hari— yang rupanya karena ia lapar, Jovan dengan tidak tahu dirinya menggebrak kamar Giana, membuat Giana seketika berubah jadi chef dadakan, walaupun hanya bisa memasak nasi goreng, tapi itu tidak apa-apa yang jelas cacing-cacing di perut Jovan bisa terpenuhi.

Setelah makan, keduanya kini pindah ke sofa sambil nyemil dan menonton kartun di pagi hari, Giana yang sudah tidak mengantuk memutuskan untuk menemani Jovan.

"Bisa gak sih, kalau duduk tuh, jangan ngangkang banget????" Protes Giana saat paha kanan Jovan menggesernya hingga ke pojok sofa.

Jovan menoleh, menatap Giana lama, lalu mengetok kepala Giana, "Jorok amat otaknya."

Mata Giana melotot, "Maksud gue tuh gak gitu! Gue cuma—"

Jovan memelintir leher Giana, "Gue tau penulis tuh otaknya pada jorok semua."

"APAAN ENGGAKK! ITU TADI LO NGEGESER GUA SAMPE KE UJUNG SOFA! JOVAN LEPASINNN!!!!"

Jovan mengeratkan pelintiran di leher Giana membuat sang empu batuk-batuk, Jovan baru melepaskan Giana saat ia puas.

Giana terbatuk, "Lo jelek banget!" Giana mendorong Jovan lalu masuk ke dalam kamarnya, ia sudah tidak mood melihat Jovan.

Jovan hanya tertawa melihat Giana ngambek.

____

Sesungguhnya belajar selama sejam saja sudah bisa membuat otak meledak, tapi hari ini Jovan baru saja menyelesaikan mata kuliah tiga SKS. Saat akan pulangpun ia langsung di seret pergi rapat oleh temannya. Mau menghindar tapi ia adalah ketua himpunan.

Benar-benar hari yang melelahkan. Kadang ia iri melihat Giana yang menjelma jadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang - kuliah pulang.

Tetapi apapun itu, ia tetap suka berorganisasi, ia suka mendapatkan teman baru.

Di bayangan Jovan sekarang adalah mandi lalu bermain game hingga subuh.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, rapat himpunan tadi benar-benar sangat lama.

Jovan memasukkan kode apartemennya, lalu masuk ke dalam.

Giana sudah pulang sejak tujuh jam yang lalu, tentu saja ia yang memesankan gojek online.

Kalau Jovan memiliki kelemahan mengingat barang yang ia simpan, maka Giana memiliki kelemahan mengingat alamat bahkan yang sudah ia lewati berkali-kali, gadis itu benar-benar payah dalam mengingat alamat apartemen mereka.

Setelah mandi, Jovan menghidupkan komputernya, lalu keluar dari kamarnya ingin mengambil air minum.

Saat minum dan berniat kembali ke kamarnya, pandangan Jovan gelap.

Glimpse of usWhere stories live. Discover now