27. Sunset It's beautiful

1.3K 211 27
                                    

____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____

Flashback

Giana memperhatikan Jovan yang sedang bermain air di pantai, sedangkan dirinya hanya duduk di bibir pantai karena lupa membawa pakaian ganti, padahal ia yang paling ingin pergi ke pantai tapi malahan persiapannya kurang matang. Sedangkan Jovan yang sibuk rapat sana-sini malah ingat mempersiapkan baju ganti, SEDANGKAN DIRINYA TIDAK!— karena demi apapun ia lupa, yang ada di pikirannya tadi adalah memborbardir Jovan pesan untuk cepat menyelesaikan urusannya, saat Jovan sudah sampai di apartemen mereka, ia baru ingat tidak mengambil baju, ingin naik kembali, Jovan sudah melarangnya dan memarahinya— seperti biasa.

Jadilah, sekarang ia hanya berdiam diri di bibir pantai sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya juga sinar matahari yang akan tenggelam, tangannya diam-diam mengambil ponselnya lalu memotret Jovan saat lelaki itu keasikan bermain di pantai.

Di pikiran Giana saat itu, ia bersyukur Jovan temannya. Ia bersyukur Jovan masih bisa menemaninya di sini, ia bersyukur ia masih bisa melihat Jovan.

Menjadi pengagum rahasia dengan status sebagai teman itu berbeda dengan status adik-kakak kelas, kalau bisa memilih Giana lebih memilih untuk mengagumi secara jauh. Tapi, Giana tidak perpikir kalau pengagum rahasia kepada kakak kelas itu mudah, tidak, tentu saja. Giana paham, bagaimana kita ingin menyapa tapi kita hanya bisa melihat dari jauh.

Tapi, untuk kasus mengagumi teman sendiri itu agak rumit. Kita harus bisa menahan diri agar tidak terlalu larut dalam perasaan, karena kita tau status kita itu hanyalah sebatas teman. Tidak lebih.

Begitu juga dengan Giana dan Jovan, Giana paling sering melatih dirinya untuk terlihat biasa saja, jangan terlalu berlebih-lebihan, tidak terang-terangan.

Jovan mungkin akan biasa saja dalam kasus memeluknya, jikalau lelaki itu sedang gundah, gugup dan butuh perhatian, tapi Ia— Giana tidak ingin memeluk Jovan duluan, karena jika ia melakukan itu ia tidak ingin melepaskan Jovan. Dan itu membuatnya terdengar sangat egois, oleh karena itu ia hanya bisa menunggu Jovan memeluknya.

Kalau kasus mengagumi kakak kelas, mungkin setidaknya harus confess walaupun hanya sekali seumur hidup agar tidak menyesal, tapi dalam kasus mengagumi teman itu... Sebenarnya bisa, kita bisa confess, Giana tau, hanya saja terlalu banyak resiko dan konsekuensi yang harus di hadapi. Dan Giana tidak ingin itu, ia tidak bisa jauh dari Jovan. Jovan terlalu berharga dalam hidupnya. Ia sering membayangkan bagaimana jika dirinya confess dan Jovan menjauhinya karena perasaan bodohnya itu, tidak. Ia tidak akan sanggup.

"PANNN!!! HADAP SINI DONG!!!" Giana mengayunkan ponselnya untuk memotret Jovan dalam keadaan sadar.

Jovan menoleh, "Yang gak bawa baju ganti dilarang bicara."

Giana mendengus, tangannya pindah untuk memotret sunset yang sangat indah itu. Senyum Giana mengembang menatap langit senja itu.

Sedangkan Jovan yang sudah bosan bermain sendirian, menoleh ke arah Giana dan mendapatkan Giana sedang tersenyum ke langit. Jovan berjalan mendekati Giana, lalu mendudukkan tubuhnya di samping Giana.

Glimpse of usWhere stories live. Discover now