17. Jovan's Problem

1.4K 237 47
                                    

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Giana membuka matanya dan seketika melotot melihat penampakan tepat di depan matanya, Jovan topless, dada bidang Jovan terpampang nyata di depan mata Giana, karena posisinya Giana yang berada di kungkungan Jovan.

SEJAK KAPAN NI ANAK NGEBUKA BAJUNYA?????

Giana tau, kebiasaan Jovan kalau tidur membuka baju, tapi posisinya sekarang JOVAN JADIIN DIA GULING!

Giana seketika mundur sambil menutup matanya dan mendorong tubuh Jovan, lalu berbalik membelakangi Jovan.

Wajah Giana panas. Meski malas mengakui tapi tubuh Jovan itu penuh dengan otot-otot yang tumbuh di tempat yang pas, sahabatnya itu memang bocah otot.

Sial.

Giana bangun dari tidurnya sambil mengipasi wajahnya yang merah seperti tomat. Ia melirik Jovan kembali, tangannya segera menutupi tubuh Jovan.

Giana melihat jam sudah jam tujuh pagi, terdengar suara dari dalam dapur membuat Giana segera berdiri, tapi sebelumnya ia menaruh bantal guling asli— untuk Jovan.

Giana membasuh wajahnya di wastafel.

"Eh udah bangun?"

Giana tersenyum, lalu beranjak untuk membantu Bunda Vany menata meja makan.

"Bunda.., biarin Jovan tidur dulu ya. Dia baru tidur jam empat tadi, nanti biar Giana yang temenin sarapan." Kata Giana sambil menyusun piring di meja.

Vany mengangguk, "Yasudah, kamu panggilin om sama Jeffry dulu."

Giana beranjak setelah menata ruang makan, mengetuk pintu kamar Jeffry, kemarin saat mereka nonton sempat terjadi kecanggungan saat Jeffry pulang, untung saja fokus Jovan teralihkan karena pemain Barcelona mencetak goal ketiganya.

"Kak Jepry, di panggil makan..." Giana ingin mengubah kebiasaannya mengubah nama orang menjadi nama panggilan yang lain, tapi susah apalagi ia memanggil Jeffry dengan sebutan Jepry sejak SMP dulu, jadi ia susah memperbaikinya, padahal ia tidak ingin kedengaran akrab dengan abang Jovan itu.

Terdengar suara dehaman dari dalam, Giana segera undur diri, lalu keluar di teras rumah menemukan Dodit— Ayah Jovan sedang membaca koran.

"Om.. di panggilin bunda makan."

"Bentar.., mau selesaiin baca ini dulu."

"Kalau Bunda marah jangan salahin aku lho ya.."

Dodit segera berdiri, "Kamu nih emang paling pintar buat om gak berkata-kata ya."

Giana tersenyum bangga.

Giana ikut masuk ke dalam bersama Dodit, "Bunda.. mau pulang dulu ya.. ntar ke sini lagi kalau Jovan udah bangun." Giana segera salim ke kedua orang tua Jovan.

Glimpse of usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang