Serius, bersahabat dengan cowok tidak akan membuatmu kecewa, tapi itu tergantung bagaimana kau menghadapinya, intinya jangan terjebak friendzone yang baper hanya kau sendiri.
"Who fell first?" Mungkin itu yang akan kalian tanyakan jika membaca ini.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
____
Jopan
Pan T__T ini gue dimana yak?
Mana gue tauu? Lo mau kemana? Lo jalan kaki?
Iyaa Tadi mau ke supermarket Tapi ini kok gak nyampe2 ya?? Perasaan dulu deket deh, gue yakin dekettt
bisa gak si lo gak nyasar sehariiiii aja? supermarket ada di samping apart elaaahh tungguin di situ jangan kemana-mana
Tadi Lo nyebrang ?
Gak tauuu Iya keknyaa
oke tunggu
Lo gk sibuk?
menurut lo?
Gak tau??? Kalau lo mau rapat gak usah ke siniii Gue bisa nemuin sendirii Lo pikir gue sebodoh itu?
Iy
tungguin di situ jangan batu.
Tapi Lo kan sibuk? gak usah ke sinii!
ga sibuk ada yang pengen gue omongin juga
KALAU MAU NGOMONG GAK BISA TEMENIN GUE KE PARTY NINI LO GAK USAH KE SINI!!! FOR GOD SAKE, ITU BESOK JOVAAANNN!!!
hhh bukan itu gue otw.
_____
Giana melambaikan tangannya saat melihat mobil hitam yang ia kenali.
"PANNNNNN. GUE DI SINII. YUHUUUU."
Giana memerhatikan bagaimana mobil itu putar balik terlebih dahulu sebelum menjemputnya yang tengah berdiri di pinggir jalanan.
"Masuk cepet."
Giana segera masuk dengan buru-buru, Giana belum memasang seat belt tapi Jovan sudah menginjak gasnya. Jovan hanya takut berhentinya akan membuat kemacetan.
"Tau gak, apa kesalahan Lo?"
Giana yang masih sibuk dengan seat belt nya menggeleng.
"Lo gak nyebrang Giana, astagaa... gue udah muter di seberang ternyata lo ada di sini."
Giana hanya mengedikkan bahunya dengan wajah tidak peduli. Saat akan fokus ke jalanan, ia menoleh ke arah Jovan yang sudah membelokkan mobilnya dan masuk ke supermarket.
"Anjir??? Kok deket banget?" Protes Giana, ia yakin belum mendudukkan pantatnya selama lima menit tapi sudah sampai saja.
Jovan memutar bola matanya capek, Giana memang harus pintar menghafal jalanan. Mereka sering ke sini, tapi gadis itu masih selalu bingung. Tapi saat ia ingat, Giana saja masih sering lupa alamat apartemennya membuatnya pasrah. Mungkin, di dunia ini memang harus ada yang seperti Giana setidaknya satu orang, mewakili.