part 04

2.3K 308 36
                                    


Mobil shani terparkir sempurna di garasi rumahnya,mereka baru kembali saat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Sekarang gracia kelelahan karna dari tadi siang mengikuti shani pacaran. Dia hanya menjadi nyamuk disana, tangannya pegal karna menenteng semua barang belanjaan sisca.

Shani masih duduk dibalik kemudi saat ini. Melirik kearah gadis yang duduk disampingnya,tertidur.

Setelah mengantar sisca pulang ke rumahnya,shani menyuruh gracia untuk duduk di sebelahnya,katanya dia bukan supir.

Shani mendekatkan wajahnya pada gracia,memperhatikan setiap lekukan wajah gadis itu,pahatan yang sempurna, sepertinya tuhan sedang tersenyum saat menciptakannya. Mata shani berhenti tepat pada bibir ranum gracia,dia mengangkat salah satu sudut bibirnya.

"Cantik" ucap shani lalu kembali menarik wajahnya menjauh.

Shani masih betah duduk disana tanpa berniat membangunkan gadis yang tengah tertidur lelap itu,ntah apa yang dipikirkannya,dari tadi matanya tak pernah lepas dari wajah lelap gracia. Sangat betah sekali memandang gadis itu berlama-lama.

Satu jam berlalu,namun masih tidak ada tanda gadis itu akan bangun, sepertinya dia benar-benar kelelahan.

Shani kembali mendekatkan wajahnya pada gadis itu,membelai wajah cantik gracia perlahan. Belaian itu membuat gracia terusik dalam tidurnya.

Gracia membuka matanya perlahan, memfokuskan pandangannya pada objek yang berjarak satu jengkal dari wajahnya,saat kesadarannya sudah terkumpul, gracia membulatkan matanya terkejut melihat shani yang menatapnya dalam. Gracia menarik kepalanya lalu duduk menegakkan badannya.

"Maaf kak,aku ketiduran" ucap gracia gelagapan setengah takut.

Shani kembali menarik tubuhnya dari gracia,membuka pintu lalu berjalan keluar. Mengitari mobilnya membukakan pintu untuk gracia.


"Ikuti saya" ucap shani setelah gracia keluar dari mobil.

Gracia mengikuti langkah shani yang berjalan entah menuju kemana.
Shani membawa gracia ke rooftop rumahnya, pemandangan dari atas ini sangat indah,gracia sedikit terpana melihat pemandangannya,lampu taman yang sangat indah dilihat dari atas serta jajaran bintang yang menemani bulan di langit malam.

Shani berjalan menuju sofa yang tersedia disana,duduk menatap langit,entah apa yang di pikirkannya.

Sedangkan gracia lebih memilih berdiri di pagar pembatas rooftop, menikmati pemandangan yang membuatnya terpesona,tidak ingin bertanya apalagi mengganggu shani,mungkin shani sedang banyak pikiran.

"Suka bintang?" Tanya shani datar yang sekarang sudah berdiri di belakang gracia yang menatap langit.

Gracia tersentak kaget mendengar suara shani,memutar tubuhnya menghadap shani,jarak mereka hanya satu langkah.

"Iya kak" jawab gracia menunduk,tidak berani menatap shani yang menatapnya dalam.

"Saya bicara dengan kamu,jangan menunduk" ucap shani dingin, kenapa gracia tidak pernah mau menatapnya saat dirinya berbicara.

"Maaf kak" ucap gracia menegakkan kembali kepalanya,menatap shani,tapi matanya tidak bisa diam untuk membalas tatapan shani.

"Tatap mata saya kalau bicara" ucap shani.

"Iya kak" ucap gracia sedikit takut menatap shani yang menatapnya lekat.

"Kamu takut?" Tanya shani datar membuat gracia menggeleng,padahal dia benar-benar takut.

PEMILIK HATI (Greshan)Where stories live. Discover now