part 05

2.5K 327 19
                                    




Pagi ini shani mengajak naomi dan gracia makan bersama. Mereka sedang menikmati makanannya di meja makan.

"Gre,nanti bunda mau ke rumah ngambil beberapa barang,kamu mau nitip apa?" Tanya naomi pada gracia yang duduk disebelahnya. Sedangkan shani duduk di kursi paling ujung,memainkan ponselnya, kebiasaan.

"Aku nanti ambil sendiri aja bund, ada beberapa barang yang mau aku ambil,nanti bunda susah bawanya" ucap gracia yang tidak mau merepotkan naomi.

"Jangan gre,bunda takut nanti Pradipta gangguin kamu,biar bunda aja ya" cegah naomi,mereka sudah beberapa hari tidak pulang,pasti Pradipta mencari mereka.

"Bunda nggk usah kesana,aku juga takut nanti om Pradipta jahatin bunda,biar aku aja ya,aku bisa jaga diri kok" ucap gracia lembut.

"Nggk gre,biar bunda aja ya" ucap naomi.

"Bundaa..percaya sama aku,aku nggk akan kenapa-napa, janji deh" ucap gracia meyakinkan naomi.

"Tapi kamu jangan lama-lama ya" ucap naomi.

"Iyaa..janji baik-baik aja" ucap gracia tersenyum pada naomi.

"Ayo,saya sudah selesai" ucap shani berdiri setelah menyelesaikan sarapannya,hanya memakan roti yang tadi dioles selai oleh gracia.

"Bunda aku pergi dulu ya" ucap gracia lalu berdiri menyalami tangan naomi kemudian berjalan mengikuti langkah shani yang telah berjalan duluan keluar rumah.

Didalam mobil itu, gracia tengah berpikir,bagaimana cara meminta izin pada shani untuk pulang ke rumah mengambil beberapa barang miliknya.

Shani sedikit melirik gracia yang sepertinya tengah kebingungan,dia kembali menatap jalanan dengan wajah datarnya.

"Kak.." panggil gracia ragu-ragu. Shani hanya diam tidak menyaut panggilan itu.

"Emm kak shani..nanti aku izin pulang sebentar ya,mau ngambil beberapa barang" ucap gracia berusaha menatap shani, sedangkan yang ditatap tidak menoleh pada gadis itu.

Melihat tidak ada jawaban dari shani membuat gracia menghela nafasnya lesu, menyandarkan punggungnya menatap jalanan,mungkin lain kali dia bisa mendapatkan izin.

Mobil shani sampai di gedung pencakar langit miliknya,shani berjalan masuk diikuti oleh gracia.
Tidak ada suara sama sekali yang keluar dari mulut mereka,shani hanya sibuk dengan ponselnya.

Gracia kembali duduk di sofa seperti kemaren,diam disana hingga shani memberinya perintah,gadis dingin itu tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Seseorang masuk tanpa mengetuk pintu,berjalan anggun kearah shani.

"Sayang" panggilannya tersenyum lalu duduk di pangkuan shani,apa gadis itu tidak melihat gracia yang sedari tadi menatap kearahnya?.

"Kenapa" tanya shani datar pada pacarnya.

"Kangen" ucapnya manja mendusel-dusel di ceruk leher shani,gadis dingin itu hanya diam tidak menolak apa yang dilakukan pacarnya. Sisca selalu saja memancingnya,tapi tidak pernah mau disentuh olehnya,dia sudah lelah.

"Kapan kita nikah?" Tanya shani,lagi.

"Jangan dulu,aku belum siap,kamu mah ngomongnya nikah terus" ucap sisca menegakkan kepalanya menatap shani.

"Aku mau punya anak, secepatnya" ucap shani.

"Aku belum mau hamil sayang,aku masih mau meniti karir di dunia model,nanti kalo aku hamil body aku nggk cantik lagi" ucap sisca,shani sudah muak dengan alasan yang selalu keluar dari mulut pacarnya itu.

PEMILIK HATI (Greshan)Where stories live. Discover now