part 15

33.7K 1.7K 8
                                    

Dira menghela nafas panjang, akhirnya kelasnya berkahir juga dan kini dia bisa menemui anaknya yang sedang bermain bersama Vini di bawah. Semoga saja Nara tidak mencarinya dan malah merepotkan Vini.

Orang-orang bergantian keluar dari ruangan. Sebelum keluar Dira mengambil dulu tas yang tadi di bawanya.

"Apa kelasnya menyenangkan?" Tanya seseorang yang berada disamping Dira. Dira menoleh ke arah asal suara lantas dia memberikan senyum padanya, yang ternyata adalah chef yang mengajar.

"Ya sangat menyenangkan sekali chef. Saya juga mendapat banyak ilmu dari kelas kali ini."

"Jangan panggil chef, kelasnya sudah berakhir."

"Ah iya pak."

"Saya belum setua itu." Senyum yang semula tersemat di wajah Dira, kini luntur perlahan. Digantikan dengan raut bersalah yang ditampilkan.

"Panggil Eric saja, nama saya Eric." Eric mengulurkan tangannya pada Dira, tanda ingin berkenalan. Karena tidak nyaman jika mengabaikan tangan yang sudah mengudara itu, Dira balas menjabat tangan itu.

"Nama kamu siapa?" Tanya Eric saat Dira tidak juga mengatakan namanya.

"Saya Dira."

"Ok, Dira nama yang cantik." Puji Eric, Dira hanya tersenyum canggung. Dira menganggap bahwa itu hanyalah sebuah pujian sebagai basa-basi saja.

"Maaf chef saya harus pergi." Pamit Dira saat kini sudah hanya ter sisa dirinya dan juga Eric yang berada di ruangan itu.

"Saya antar."

"Tidak perlu, saya sudah dijemput. Terimakasih." Tidak ingin memperpanjang interaksi, setelah mengucapkan salam Dira segera pergi meninggalkan ruangan.

"Menarik." Gumam Eric pelan hingga hanya dirinya saja yang dapat mendengar hal itu. Dia menatap kepergian Dira dengan seringai di sudut bibirnya.

Dira menuruni tangga yang akan mengantarnya pada lantai dimana anaknya berada. Saat kakinya sudah menginjak lantai satu, terlihat di salah satu meja terdapat Vini dan juga Nara yang kini mukanya sudah tidak se-kinclong tadi. Wajah bayi itu sudah belepotan dengan remah-remah biskuit yang sengaja Dira bawa untuk anaknya.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Dira langsung melangkah menuju meja itu. Lihatlah betapa senangnya Nara saat melihat kehadiran Dira. Bayi itu sudah terlihat meronta-ronta dalam gendongan tantenya, ingin segera berpindah dengan ibunya.

"Ma." Bayi itu menjerit, membuat Vini dan Dira tertawa karenanya. Nara menjulurkan tangannya tanda ingin meminta gendong oleh Dira.

Tidak ingin anak itu menjerit sedih, Dira langsung saja meraih Nara dan membawanya duduk dipangkuan.

"Adek makan apa ini? Kok mukanya belepotan." Nara menampilkan cengiran khas bayi miliknya. Uh gemas sekali anak bapak Agam ini. Ingin Dira kecup pipinya tapi nanti malah ikut kotor juga wajahnya.

Dira mengambil tisu basah yang selalu nangkring di dalam tasnya, semenjak menjadi ibu, barang bawaan Dira lebih banyak dari biasanya.

Dira membersihkan wajah Nara menggunakan tisu basah yang diambilnya. Bayi itu hanya diam menerima apa yang dilakukan ibunya. Mata bulatnya terpaku pada wajah Dira. Lihatlah tangannya itu yang sudah bermain-main di wajah Dira.

"Adek diam ya tangannya kan masih kotor." Dira menghentikan tangan mungil yang menelusuri wajahnya. Tidak dihiraukan oleh anak itu, tangan Nara kembali mendarat di wajah Dira dan kembali bermain-main disana.

Setelah selesai membersihkan wajah Nara, kini Dira beralih untuk membersihkan tangan Nara. Bayi itu malah memperhatikan sebelah tangannya yang sedang di lap. Dia tampak terlihat bingung dan penasaran.

Married with Doctor Where stories live. Discover now