part 27

30.8K 1.7K 8
                                    

Update dadakan buat kalian semua.
Semoga suka ya.

Happy reading.

"Mas nanti aku ada kelas lagi." Dira memberitahu jadwal kelasnya yang akan di adakan pagi menjelang siang hari ini.

"Terus?" Agam masih sibuk memakai kemeja yang telah Dira persiapkan untuknya.

"Nara siapa yang jaga?" Dira mengutarakan keresahannya. Jika kemarin masih ada Vini yang membantunya maka sekarang tidak lagi karena adik iparnya itu sekarang sedang ada kelas dan tidak bisa membantu Dira. Lagipula Dira tidak enak jika harus meminta bantuan pada Vini terus menerus.

"Titip sama Mama saja." Jawab Agam dengan entengnya. Dira sudah sempat berpikiran seperti itu sih, tapi dia terlalu takut untuk merealisasikan hal tersebut. Dia takut mertuanya itu malah men cap Dira sebagai menantu tidak tau diri. Ya meskipun itu terdengar sangat berlebihan sih.

"Gak enak Mas. Nanti kalau Mama lagi sibuk gimana?"

"Tidak akan. Malah Mama akan senang karena sekarang Nara sudah jarang bermain disana." Dira berpikir sejenak, jika bisa Dira ingin jadwal kelasnya di ubah saja pada hari lain. Tapi sayangnya Dira tidak punya wewenang untuk hal itu. Jika Dira bolos maka sayang sekali, Agam sudah membayar mahal untuk Dira bisa belajar disana.

"Coba telepon Mama Mas, tanya lagi sibuk apa nggak." Dira meminta bantuan suaminya, karena jujur saja dia masih tidak biasa bertelepon dengan Mama mertuanya itu. Hubungan mereka masih belum sedekat itu, membuat Dira selalu berhati-hati jika mengambil tindakan.

"Kamu saja, saya buru-buru. Ada jadwal operasi." Dira menghela nafas, baiklah dia akan mencoba.

Agam telah rapi dengan pakaian kerjanya. Seperti yang suaminya katakan tadi, dia sedang buru-buru maka tidak sempat jika sarapan di rumah. Maka dari itu, Dira membawakan bekal agar nanti suaminya tidak perlu repot membeli makanan lagi.

Agam telah berangkat menggunakan mobil kesayangannya, kini saatnya Dira mengurus tentang Nara yang akan dititipkan pada Mamanya.

Dira kembali melangkah memasuki kamar, disana Nara masih terlelap dengan tenang. Tidak ada tanda-tanda anak itu akan bangun karena semalam saja dia baru akan tidur saat jam menunjukkan pukul sebelas malam.

Dira meraih handphone, sebelum mendial nomor sang mertua Dira tampak berpikir ulang lebih dulu. Tidak ada pilihan lain, ini hanya pilihan satu-satunya. Baiklah, Dira menghembuskan nafas sebelum memberanikan diri menekan ikon bergambar telepon.

Di dering ke lima, barulah panggilan di terima oleh orang di sebrang.

"Halo, siapa ini?" Suara Mama mertua Dira terdengar, jangan heran jika Mama bertanya siapa yang menelepon. Karena sebelumnya Dira masih belum pernah bertelepon dengan mertuanya menggunakan nomornya sendiri. Paling mentok ya pakai handphone suaminya.

"Halo Ma, ini Dira." Dira memberitahukan bahwa dia yang menelepon. Terdengar Mama bergumam sebelum menanyakan maksud dari Dira meneleponnya.

"Iya, ada apa telepon Mama?" Dira tampak ragu untuk mengatakan maksudnya. Jika memang ada opsi lagi Dira pasti akan lebih memilihnya, dari pada merepotkan Mama mertuanya itu. Ada sih Mbok, tapi rasa-rasanya Nara tidak akan betah lama-lama dengan mbok lagipula kasihan juga mbok nanti kecapean lagi mengurus Nara yang lagi aktif-aktifnya.

"Mama hari ini sibuk?"

"Gak, santai aja Mama hari ini. Kemarin udah arisan sama ibu-ibu yang lain." Dira mengangguk.

Married with Doctor Onde histórias criam vida. Descubra agora