Ch 2 : Blood Of Death

676 29 10
                                    

Christoper berderap masuk ke Terraza Casino-salah satu club tari kota ini. Dengan mantel hitam panjang dan tebal, Christoper tampak misterius. Topi fedora senada terpasang di kepalanya. Sarung tangan hitam membalut kedua tangannya. Di balik mantel, ia menyembunyikan pistol dengan baik.

Perawakan Christoper tampak tenang saat menuju ke salah satu meja-tempat Gregson berada. Ia mengabaikan keramaian yang terasa pekat di sekitar. Ketika tiba, Gregson menyambutnya dan mempersilakan duduk tapi Christoper malah mengeluarkan pistol, mengarahkan pada pria tua itu.

Sontak para pengunjung menjerit ketakutan. Keadaan seketika berubah kacau. Dalam sekejap semua orang berhamburan-saling berdesak-desakan, dan Christoper tidak peduli.

"Aku tidak akan membuang waktuku lebih lama lagi."

"Jika kau menembak, kau tidak akan melihat mereka lagi."

Gregson menjentikkan jari, dan dua anggotanya langsung menyeret Michael dan Adam keluar dari salah satu ruangan. Posisi Michael dan Adam berada di belakang Gregson. Jika Michael tampak babak belur dengan mata bengkak, gigi patah dan bibir yang meneteskan darah serta kedua tangan yang berada di belakang punggung bak tawanan. Adam justru kepalanya ditodong pistol, sementara pergerakan anak itu terkunci karena lehernya dirangkul erat dari depan.

"Uncle Chris..." rengek Adam, matanya berkaca-kaca. Tubuhnya bergetar ketakutan.

"Kau hanya perlu menemaniku bermain," ucap Gregson melirik papan catur di atas meja, dan Christoper mengikuti arah pandang Gregson sekilas. Lalu seulas senyum licik terbit di bibir pria tua itu. "Jika kau menang, mereka akan bebas. Tidak akan ada yang terluka."

Tentu saja Christoper tidak mempercayainya dengan mudah. Gregson pasti sedang menyusun taktik untuk melumpuhkannya, dan ia harus menyelesaikan misi ini dan mengambil bayarannya.

"Kau yang bertanggungjawab atas nyawa mereka, Christoper."

Michael menggeleng samar, dan Christoper seperti bisa membaca keadaan sekitar. Kepekaannya begitu kuat untuk signal bahaya. Dalam sekejap Christoper mengarahkan pistol ke belakang dan menembak salah satu anggota Gregson yang ingin membunuhnya.

DOR!!

Satu tembakan itu berhasil membuat Gregson murka. Ketenangan mematikan yang tadi meliputi langsung berubah menjadi ketegangan menyakitkan. Aksi tembak tidak terelakkan. Michael mencoba membebaskan diri dan melindungi Adam dengan cepat dari puluhan anggota Gregson yang bersembunyi di tempat ini. Begitu pula Christoper, ia berhasil menumbangkan semua orang setelah meletuskan peluru ke kepala Gregson hingga menembus tengkorak.

Gregson tumbang ke lantai dan bersimbahkan darah. Bau amis menguar tajam. Napas Christoper berantakan. Ia lalu menurunkan pistol saat suasana telah berubah sunyi-pertanda bahwa pertarungan telah berakhir. Begitu ia berbalik, tenggorokan Christoper tercekat mendapati Michael sudah tergeletak di lantai-entah sejak kapan-bersama mayat-mayat yang lain. Darah merembes banyak dari tubuh Michael, dan Adam menangis menguncang tubuhnya.

"Tidak." Christoper lekas berderap dan setengah berjongkok. "Michael..."

"Tolong... hah... hah... jaga Adam untukku." Tangan Michael berusaha menggapai Christoper, dan Christoper mengenggamnya.

"Jangan bercanda. Kita pernah melewati ini bersama dan kau tidak pernah berakhir seperti ini."

Michael berusaha tertawa di sisa napas satu-satunya. "Semoga... Tuhan mengampuniku..."

"Ayah... tidak..." Adam menangis keras.

"Bangun, keparat." Air mata tanpa sadar menetes dari mata Christoper. Tapi Michael tidak lagi bersuara. Detak jantungnya berhenti. Matanya terbelalak, dan Christoper tahu bahwa temannya itu telah pergi. Bahkan Christoper menyaksikan sendiri bagaimana Michael membuang napas terakhirnya dengan susah payah.

Burned By YouWhere stories live. Discover now