Ch 15 : It's A Secret

363 29 9
                                    

Bryan berjalan di lorong hotel dengan sempoyongan. Kandungan alkohol yang ia minum membuat ia setengah mabuk kini-namun bukan berarti ia tidak mengenali sosok pria yang keluar dari kamar tempat ia berada dengan Carina.

Siapa lagi kalau bukan si brengsek yang telah meniduri tunangannya-Christoper.

Wajah Bryan yang memerah kini diselimuti gurat kemarahan. Dalam diam, ia mengamati Christoper dari posisinya berdiri-dan jarak mereka cukup jauh. Di tengah rasa pening yang mendera kepalanya, senyum sinis terukir di bibir Bryan.

Tampaknya Christoper tidak menyadari keberadaannya. Dan ketika melihat Christoper berlalu-meninggalkan kamar itu, Bryan bergegas mengikutinya. Ia ingin memberi pelajaran seumur hidup pada Christoper. Seperti kerasukan setan ia buru-buru melangkah-sekali pun cara jalannya tidak seimbang dan tergopoh-gopoh.

Namun yang Bryan tidak ketahui, di antara derap langkahnya yang tenang, Christoper sadar bahwa Bryan membuntutinya saat ini. Sebenarnya sedari tadi ia juga mengetahui kedatangan Bryan. Ia cuma sengaja tidak menoleh agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Biar bagaimana pun insting kewaspadaan Christoper sudah terlatih, dan ia tahu niat buruk Bryan pada dirinya. Hingga ia membiarkan semuanya mengalir apa adanya.

*

Adam menangis melihat Christoper yang setengah berlutut di depannya. Christoper memegang bahu Adam, namun pada kedua tangannya dipenuhi lumuran darah. Tatapan Christoper juga sama sedihnya-mata pria itu memerah menahan tangis.

Di saat kematian Michael-ayahnya, hanya Christoper orang yang selalu Adam percaya tapi kini mereka harus berpisah. Sebab Christoper sudah menjelaskan segalanya.

"Kenapa?" isak Adam.

"Karena ada hal di dunia ini yang tidak bisa kuubah."

Tangisan Adam makin keras dan itu membuat hati Christoper seperti tercabik-cabik. Miris dan memilukan. Tapi Christoper harus melakukan ini. Ia tidak akan bisa menghapus identitas yang melekat pada dirinya yang sesungguhnya.

"Adam, dengarkan aku. Semua akan baik-baik saja."

"Tapi kau akan meninggalkanku," sanggah Adam di sela isakannya.

"Hanya kau satu-satunya yang bisa menolongku, Adam. Tidak ada yang boleh tahu bahwa aku masih hidup."

Adam menatap Christoper, masih menangis.

"Aku tidak ingin kematian orang yang telah berkorban menggantikan diriku sia-sia. Dia rela melakukannya untuk melindungiku-dan menyembunyikanku. Jadi bisakah kau juga menjaga rahasia ini, Adam?"

Adam mengangguk, lalu Christoper memberikan ponsel miliknya pada Adam.

"Aku akan membawamu ke rumah sakit. Hubungi nomor teratas dan katakan bahwa aku telah tiada. Kau adalah saksi dan semua orang harus tahu darimu."

"Lalu setelahnya apa yang harus kulakukan?"

"Kau bisa menangis seperti ini-dan tidak perlu mengatakan apa pun lagi. Dengan begitu, mereka tahu kau cukup terpukul atas kepergianku. Lalu mereka tidak akan pernah bertanya padamu lagi."

Adam menatap ponsel Christoper sambil sesegukan dan menyeka wajahnya yang berurai air mata. Kembali ia menatap Christoper yang menyunggingkan senyum sendu.

"Aku akan mengunjungi. Aku janji."

"Aku akan merindukanmu."

"Aku juga." Lalu Adam berhambur memeluk Christoper. Untuk kali pertamanya, Christoper kembali merasa hancur. Meski ia berusaha keras tidak menggunakan perasaan pada segala sesuatu, tapi ia juga manusia-dan ia kembali merasakan kepedihan.

Burned By YouWhere stories live. Discover now