Ch 17 : Feel The Pain

434 27 14
                                    

Christoper dimakamkan di sebelah Michael dan Carina tidak pernah menyaksikan langsung wajah pucat pria itu saat tidak lagi bernyawa. Bayangan Adam menangis selalu berkelebat di kepala Carina-dan seorang anak kecil tidak mungkin berbohong; seperti kata Christoper dulu.

Sudah seminggu berlalu sejak insiden kematian Christoper. Selama itu pula Carina mencari tahu segala informasi tentang Homar. Sebab nama itu terus terekam di benak Carina.

Hingga kini Carina berada di pesawat menuju Chicago

"Maafkan aku papa," gumam Carina sembari menatap jendela pesawat.

Seperti biasa, Carina membayar Franky untuk masalah ini-walau ia bisa menanyakan langsung dengan Gerardo secara detail. Namun ia enggan melakukannya. Itu hanya akan menambah kecurigaan sang ayah padanya.

Beruntung Franky cukup bisa diandalkan. Pria itu sepertinya punya banyak relasi di mana-mana hingga tidak sulit baginya mengumpulkan informasi yang diminta Carina.

*

Selama berjam-jam Carina di pesawat pada akhirnya ia pun tiba di depan rumah Homar. Carina hanya meletakkan barang-barangnya begitu saja di hotel-dan bergegas ke tempat ini.

Dari Franky, Carina tahu bahwa Homar berusia sekitar 60-an saat ini. Pria itu memutuskan untuk istirahat lebih cepat dari pekerjaannya. Bagi Carina semua itu sudah cukup. Ia tidak ingin Franky menyelidiki lebih dalam tentang pekerjaan Homar; sebab ia sudah tahu jelas tentang hal itu.

"Siapa?" tanya Homar dari balik pintu ketika Carina mengetuk.

"Carina Olivia De Santis."

Tampak mata pria tua itu mengintip waspada dari ventilasi kecil di pintu. Dalam sekejap mata itu berubah melebar akibat terkejut. "Kau putri Gerardo?"

Carina hanya tersenyum tipis. Pintu lalu dibuka Homar. Gurat keriput tampak jelas menghiasi wajah Homar. Ia tidak lagi terlihat seperti pria perkasa, melainkan sosok yang rentan dan tak berdaya. Tubuhnya kurus, ringkih dan agak membungkuk. Rambutnya juga sudah memutih.

Pria itu tidak terlihat baik-baik saja. Homar tampak tidak terawat dan tidak menikmati kehidupannya. Apa ia menyesal pada segala perbuatan di masa lalunya yang ia lakukan pada keluarga Christoper?

"Ada apa kau mengunjungiku? Apa terjadi sesuatu dengan keluargamu?"

"Aku hanya ingin bertanya padamu tentang sesuatu."

Homar mengernyit menanti ucapan Carina selanjutnya.

"Aku hanya ingin tahu seperti apa kau memusnahkan keluarga De Lugio."

Senyap sejenak.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Kau hanya perlu menjawabnya."

"Itu sudah sangat lama. Caraku memusnahkan mereka adalah cara mereka memusnahkan istri dan anakku. Saat itu istriku baru mengandung anak pertama kami. Usianya baru dua bulan. Lalu malam mengerikan itu terjadi."

Hati Carina tersentil. Ia berusaha untuk tidak menampilkan rasa iba saat bertatapan dengan mata Homar. Sorot mata itu tampak rapuh dan kesepian.

"Dan sejak aku berhasil membalaskan rasa sakitku pada mereka-aku memilih melupakan segalanya, dan menikmati kesendirianku." Raut wajah Homar berubah murung, tapi senyum kecil dipaksakannya terbit di bibirnya. "Aku memulai hidupku yang baru, dan ayahmu dia orang yang hebat. Dia bisa menghargai keputusanku."

"Apa kau selalu merindukan istri dan anakmu?"

Homar membasahi bibirnya yang terasa kering. "Tentu. Mereka selalu ada dalam hatiku-bahkan dalam ingatanku," balasnya pahit.

Burned By YouWhere stories live. Discover now