Ch 14 : The Saddest Past

405 28 14
                                    

Setibanya di kamar hotel Carina langsung melempar clucthnya ke kasur dan meraih vas bunga di meja lalu membantingnya ke lantai-melampiaskan emosinya. Pecahan kaca itu kini berhamburan di sekitar kakinya. Rasanya menyakitkan saat mengetahui orang yang paling mengetahui tentang dirimu kini tidak lagi di pihakmu.

Lagi pula Carina tidak peduli dengan biaya yang harus dikeluarkannya untuk mengganti kerusakan yang telah ia perbuat. Kini ia terduduk lemas, tatapannya kosong. Namun kebencian di dadanya semakin berakar pada Christoper. Walau saat ini ia kecewa pada Marrie tapi ia tahu Christoper adalah penyebab utamanya.

Pria brengsek itu memanfaatkan kerapuhan hati para wanita.

Bukankah Christoper ahli membuat para wanita jatuh hati selama ini? Bahkan semua wanita itu menganggap Christoper adalah pria tulus dan seorang pahlawan di hidup mereka.

Detik berikutnya Carina bangkit. Ia hampir lupa pada kemampuan Christoper yang bisa membuat target berpihak padanya-tidak terkecuali Marrie.

Sialan.

Carina bergegas mengambil clutch di kasur, meraih ponsel dan menekan satu nomor sebelum menempelkannya ke telinga. "Apa kau juga menjual obat-obatan itu pada Marrie?" tanya Carina saat Christoper mengangkat panggilannya.

Hening.

"Kau melakukannya?"

"Kau menyelidiki semua tentangku Carina?"

"Brengsek."

Christoper mengembuskan asap rokok ke udara sambil mendongak ke atas-menatap kamar hotel milik Carina yang lampunya tengah menyala. Punggungnya bersandar di mobil hitam. Ponsel setia melekat di telinganya, sementara rokok diapitnya di telunjuk dan jari tengah.

Tanpa Carina tahu, Christoper tidak benar-benar pergi dari rumah Marrie. Ia bersembunyi di dekat pohon besar, mengawasi setiap pergerakan Carina dari balik setir kemudi. Termasuk ketika wanita itu masuk ke mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi. Saking terbawa perasaan, Carina tidak menyadari bahwa Christoper membuntutinya selama perjalanan.

"Kau tidak seharusnya melibatkan Marrie dalam hal ini."

"Aku tidak memberikannya," jawab Christoper.

Carina tertawa sumbang. "Kau pikir aku percaya padamu?"

"Lalu untuk apa kau bertanya?"

Hening lagi.

Carina tampak menahan kobaran emosi. Rahangnya terkatup rapat disertai genggaman ponsel yang mengencang.

"Dia tidak cocok menjadi targetku. Karena dia cukup spesial," ujar Christoper kemudian.

"Lalu untuk apa kau bercumbu dengannya?"

Sudut bibir Christoper terangkat sebelah. "Dia adalah teman dekatmu."

"Kau berpikir ingin menghancurkanku lewat Marrie?"

"Dia satu-satunya yang mengetahui segala hal tentangmu selain keluargamu."

"Oke. Sekarang bisa kau berikan aku obat-obatan itu? Aku ingin bertransaksi denganmu."

"Kau tidak pernah memakainya."

"Saat ini aku butuh obat itu. Aku akan membayarmu. Hanya perlakukan aku seperti targetmu."

"Seluruh targetku harus terikat secara emosional denganku."

"Bukankah kita sudah melakukannya beberapa kali?"

"Tidak."

"Jika kau tidak mau memberikannya, aku akan mencari orang lain yang mau menjualnya padaku."

"Carina-"

Burned By YouWhere stories live. Discover now