✔04. Di Ajari Nara

8K 487 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💗

HAPPY READING!!

******

Nara menggelengkan kepalanya, sambil beristigfar dalam hati.

"Nggak, Kak. Mana mungkin aku campurin racun.." balas Nara.

Arsen membulatkan mulutnya. Ia langsung mengambil gelas yang berada di nampan, yang di bawakan Nara. Kemudian ia meneguknya, akan tetapi...

Uhuk

Uhuk

Baru satu tegukan, Arsen sudah tersedak. Karena terburu-buru. Wajahnya merah sambil menepuk dadanya yang terasa sakit. Nara terkekeh geli, ada-ada aja Arsen tuh.

"Xixixi pelan-pelan makannya Kak, baca bismillah dulu."

Arsen berdecak kesal, ia malu sekarang. "Ini pasti gara-gara lo campur racun kan?"

"Bukan, karena kak Arsen gak ngucap bismillah dulu."

"Nggak, lo campurin racun. Ngaku aja, makanya mulut gue menolak merespons susu yang lo buat."

"Astagfirullahaladzim, soudzon Kak Arsen tuh. Kak Arsen pikir aku sejahat itu?"

"Lo yang jahat, udah campurin racun ke susu dancow kesayangan gue," sewot Arsen tak mau kalah. Benar juga apa kata Nara, mungkin saja ia tersedak karena tak membaca bismillah saat minum, itulah sebabnya Allah menegurnya. Ia sengaja mengompori Nara dan tak mau mengalah, karena ia malu.

"Aku gak ngasih racun."

"Bohong, lo ngasih racun."

"Nggak, Ara gak ngasih racun."

"LO NGASIH RACUN, ARA.."

"Nggak, nggak. Ara gak sejahat itu hiks..hiks.."

"Kenapa nangis? Ngerasa ngasih racun hah iya?"

"Nggak, Ara gak ngasih racun. Kak Arsen fitnah Ara!"

"Kalo lo gak ngasih racun, kenapa gue tersedak gitu?"

"Kualat, gak baca bismillah saat minum!"

"Ngeles, ngeles. Gak usah ngelak, Ra. Ngaku aja ngaku."

"Hiks..jahat!"

Jujur saja Arsen kaget melihat Nara menangis, niat hati ingin bercanda tapi ujung-ujungnya malah gini.

Wajah Nara memelas, sedih? Tentu saja. Siapa yang tidak sedih di tuduh yang tidak-tidak, bukahkah menuduh orang tanpa bukti dan tidak benar itu termasuk fitnah?

Nara memberengut kesal, dengan perasaan jengkel dan wajah yang memelas. Ia memberikan nampan di tangannya kepada Arsen. Arsen melongo, ia tahu jika marah kepadanya.

"Marah ya Ra? Maaf Ra?" cicit Arsen.

"Hiks..udah jelek, nyebelin, tukang fitnah lagi!" gerutu Nara. Ia membalikan badannya dan pergi dari kamar Arsen. Arsen mematung, baru kali ini ada perempuan yang mengejeknya. Arsen marah? Tentu saja tidak, karena ini memang salahnya.

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang