✔41. Penjelasan Dan Istri Seutuhnya

5.4K 302 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖

Happy reading!

***

Lagi dan lagi Nara hanya bisa menghela nafas pelan, saat melihat objek yang berada di depan matanya itu. Dari parkiran, Nara bisa melihat dari kejauhan—Arsen sedang berjalan beriringan dengan Adlina. Apalagi keduanya kini fokus menatap sebuah buku paket yang Arsen bawa.

Wajar bukan jika Nara kesal melihat itu? Apalagi jika seharian ini Arsen cuek kepadanya. Ia tidak tahu apa alasannya. Karena Arsen sedang latihan, jadi ia tidak di antar pulang oleh Arsen. Melainkan di antar pulang oleh Chandi.

Tadinya Nara ingin menolak, karena takut merepotkan. Tetapi Chandi dengan senang hati mengantar Nara. Arsen sengaja menyuruh Chandi untuk mengantarkan istrinya itu, dengan syarat; harus mengantarkan Nara dengan selamat.

Berteman sudah lama tentu membuat Arsen tahu betul sikap seorang Zelika Putri Chanandita, apalagi jika sudah mengendarai motor. Itulah sebabnya Arsen mewanti-wanti Chandi agar membawa motor di atas rata-rata saja.

Setelah memakai helm, Chandi menarik resleting jaket hitamnya. "Nara. Lo bengong mulu kenapa?" Nara menoleh dan berjalan ke arahnya.

Ntah kenapa hari ini rasanya penuh dengan sesak. Alhasil Nara hanya bisa menggeleng pelan. "Gak papa."

Chandi melihat arah fokus Nara sejak tadi. Kedua matanya memicing, ia juga melihat Arsen sedang berjalan beriringan dengan Adlina.

"Jangan gak papa mulu. Sekali-kali ngamuk, ngereog kek. Kalo gue di posisi lo. Gue labrak si Adlina."

"Aku gak papa kok. Wajar mereka berdua deket. Kan mau lomba. Toh bukan kali pertama juga kamu liat mereka sedeket itu."

"Iya sih. Tapi gue gak suka liat si Adlina nyosor-nyosor mulu."

"Eh jangan gitu. Udah lupain aja ya. Lebih baik kita pulang sekarang." Chandi mengangguk pasrah saja. Lagian dia tidak bisa ikut campur masalah Nara dan juga Arsen. Tapi kadang, Chandi merasa kasihan melihat Nara cemberut seperti itu. Mau bagaimana pun juga baik Nara maupun dirinya sama-sama perempuan. Mustahil jika Chandi tidak mengerti apa yang Nara rasakan.

Butuh waktu sekitar 20 menitan untuk sampai ke rumah, untung saja jalanan tidak macet. Jadi mereka bisa pulang tepat waktu. Biasanya di sore hari, sering terjadi macet. Kedua wanita itu berjalan menaiki tangga. Chandi tidak langsung pulang, ia memilih untuk menemani Nara sambil mengerjakan tugas yang belum ia kerjakan.

Rumah sebesar ini hanya ada mereka saja, karena IRT sedang izin.

Nara mengajak Chandi untuk ke kamarnya. Awalnya Chandi menolak karena merasa tidak enak. Meskipun dirinya sudah akrab dan dekat dengan Arsen maupun keluarganya. Tapi dia juga tahu sopan santun saat bertamu.

Karena ini perminataan Nara, jadi Chandi mengiyakan saja. Sesampainya di kamar.  Chandi terpukau melihat kamar Nara yang sangat rapih seperti ini.

"Ini kamar lo, Ra?" tanya Chandi.

"Iya ini kamar aku."

"Sama Arsen?" Nara terkekeh mendengar pertanyaan itu.

"Ya iyalah. Kan dia suami aku. Gak baik tau kalo pisah ranjang."

ARSENARA (TAMAT✅)Where stories live. Discover now