✔08. Berita Pernikahan (2)

6.2K 422 0
                                    

JANGAN.LUPA VOTE & KOMEN💗

HAPPY READING!!

********

Mentari pagi kian menyapa. Embun-embun tampak membasahi dedaunan dan burung berkicau merdu di langit yang biru. Nara kini sedang membersihkan rumah, terutama di lantai atas. Meskipun Mamah dan Papah sudah melarangnya, tapi Nara itu keras kepala. Gadis itu masih bersikeras untuk tetap melakukan pekerjaan rumah, ya namanya juga sudah terbiasa, jadi tidak bisa diam.

Soal pembahasan kemarin? Bohong jika Nara tidak memikirkannya. Ia memikirkan pernikahannya dengan Arsen, sampai-sampai ia tidak bisa tidur semalaman. Kantung matanya berwarna coklat dan Nara pun terus menguap sejak tadi. Akibat kurang tidur, kepalanya jadi pusing.

Apa yang Arsen rasakan pun, Nara sama merasakannya. Hanya saja Nara hanya bisa diam dan mencoba menerima. Jika dirinya menikah di waktu SMA, lalu apakah dia masih bisa menggapai cita-citanya?

Dulu Nara mempunyai cita-cita, yaitu menjafi seorang Dokter. Saat Nara masih kecil, setiap kali melihat Umi dan Abinya sakit, Nara menjadi tak tega. Itulah sebabnya Nara ingin menjadi seorang Dokter, agar bisa mengurus orang-orang terdekatnya. Mendengar kabar orang tuanya meninggal membuat Nara merasa sangat terpukul, di tambah dengan kabar pernikahannya dengan Arsen yang akan di selenggarakan besok.

Setiap wanita dan laki-laki mempunyai kriteria pasangan idaman. Bukankah jika ingin menggapai jannah-NYA dan mencapai ridho-NYA Allah kita butuh seorang kapten yang handal? Yang bisa membimbing kita, mendidik kita dan mengajari kita. Agar sama-sama bisa mencapai jannah-NYA Allah. Jika di pikir-pikir, Arsen itu bukanlah kriteria laki-laki idaman Nara, begitu juga sebaliknya.

"Kenapa sih lo mesti banyak minta? Ribet emang punya istri Ustadzah kaya lo, bikin gue pusing!" gerutu Arsen. Nara yang mengenali suara itu, membuyarkan lamunannya. Buru-buru menyelesaikan pekerjaannya, sebisa mungkin ia cuek dan tak memikirkan masalah ini. Memikirkan ini membuat kepala Nara hampir pecah, ntahlah penyebabnya apa.

Rambut Arsen masih basah, dengan balutan kemeja sekolahnya. Pria itu belum siap-siap, karena waktu masih terlalu pagi.

Arsen memperhatikan gerak-gerik Nara yang sedari tadi mengabaikannya, gadis itu sibuk dengan kegiatannya.

"KALO GUE NGOMONG TUH DENGERIN!!" tegur Arsen, nada bicaranya meninggi.

Nara terperanjat kaget, tentu Nara tak suka dengan pria yang membentak wanita. Sebisa mungkin Nara bersikap biasa aja, meski geram kepada Arsen."Pusing kenapa? Jadi kamu nyerah, hanya karena perihal itu?" tanya Nara, menantang.

Arsen berdecak, baru kali ini Nara seperti menantangannta. "Ck, gak usah ngeremehin gue. Lo cuma bocah kemarin sore!"

"Jadi, kamu mau atau tidak?" tanya Nara, memastikan.

Kesabaran Arsen sudah habis, ia ingin meluapkan segala emosi yang dirinya tahan sejak kemarin. Ia mengusap wajah gusar."GUE GAK BISA BAHASA ARAB NAYYARA! NGERTI LO?"

"Kamu pasti bisa, kalo Kamu mau berusaha. Lagian permintaan aku cuma itu doang, apa terlalu susah ya Sen?" ujar Nara, mencoba untuk tetap tenang. Karena tidak baik juga bicara sambil marah-marah.

"Bacot banget lo, kalo mau ceramah di pondok lo sana, jangan di sini." sentak Arsen.

Saat Arsen akan pergi, suara Nara membuat langkahnya terhenti.

ARSENARA (TAMAT✅)Where stories live. Discover now