✔38. Khawatir

3.8K 240 58
                                    

Jangan lupa vote & komen💖

Happy Reading!

***

Nara dan Chandi kini sedang berada di depan alfamart. Beruntung saja Chandi menemukan Nara, ia tahu jika Nara tersesat di sini. Sebelum membawa Nara pulang ke rumah. Chandi menghubungi Arsen terlebih dahulu, supaya Arsen menghentikan pencariannya. Karena Nara sudah di temukan olehnya.

Zelika Putri Chanandita: Pulang, gue udah nemuin bini lo Sen.

Arsenio Adhyrama Sagara: Serius? Kalian dimana?

Zelika Putri Chanandit: Duarius malah, udahlah pulang aja. Banyak bacot amat lo.

Arsenio Adhyrama Sagara: Pastikan istri gue pulang dengan keadaan selamat.

Chandi mendengus kesal, ia memilih untuk membacanya saja tanpa berniat membalas, benda pipinya langsung ia masukan ke dalam saku jaket.

Sedari tadi Nara hanya diam saja, membuat Chandi menoleh.

"Diem aja. Ngomong kek," ujar Chandi.

Nara melirik ke arah Chandi yang sedang memakai helm fullface-nya. Sejujurnya Nara ragu untuk pulang, ia terlalu takut untuk berhadapan dengan Arsen. Apalagi kali ini, dirinya sudah pergi tanpa kabar.

"Chandi, kira-kira Arsen bakalan marah gak ya ke aku?" tanya Nara dengan nada pelan.

Chandi terkekeh pelan, pantas saja dari tadi temannya itu hanya diam saja. Ternyata ini alasannya. Kemudian ia mengedikkan bahu, pertanda tidak tahu.

Terlihat raut ketakutan dari wajah Nara, badan gadis itu mendadak jadi panas dingin. Karena tidak mau melihat Nara khawatir, Chandi menepuk pundak Nara. Bertahun-tahun kenal dengan Arsen, Chandi tahu betul bagaimana sifat sahabatnya. Arsen bukan tipikal orang yang suka kasar kepada cewek.

"Lo percaya Arsen kan? Dia gak bakalan ngapa-ngapain lo, Ra. Sekarang lo pulang ya, gue anterin lo," Nara mengangguk setuju. Untung saja ia bertemu Chandi, jadi ia bisa pulang bersama dengannya.

Kedua gadis itu naik motor dan berkendara. Suasana jalanan di Ibu kota sore hari ini lumayan ramai, karena banyaknya kendaraan yang berlalu lalang memenuhi jalanan sekitar. Motor besar Chandi berjalan membelah jalanan Ibu kota, Nara langsung berpegang dengan erat ke jaket Chandi. Ia sangat takut, karena Chandi menjalankan motor dengan cepat.

Sekitar 15 menit menempuh perjalanan. Akhirnya keduanya sudah sampai di depan rumah Arsen. Keadaan rumah sangat sepi, sepertinya Arsen belum datang. Rumah sebesar ini hanya berpenghuni beberapa orang saja, jadi wajar jika terlihat sangat sepi.

Nara melepas helm dan mengajak Chandi untuk masuk ke dalam. Dengan senang hati Chandi masuk ke dalam. Hari ini juga ia merasa sangat lelah, ingin merebahkan tubuhnya sejenak.

Nara dan Chandi duduk di sofa. Badan Nara terasa sangat lengket, karena berkeringat. Sedangkan Chandi langsung rebahan di atas sofa.

"Kamu mau minum atau makan gak, Chandi?" tanya Nara.

Chandi mendongakkan kepalanya, untuk menatap Nara. "Mau minum yang dingin-dingin aja." Nara mengangguk, kemudian ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas, kemudian memberikannya kepada Chandi.

ARSENARA (TAMAT✅)Where stories live. Discover now